
Buka-bukaan Ojol Bonceng Soal Strategi Taklukkan Grab & Gojek
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
05 November 2019 06:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran ojek online baru yang menantang dominasi Grab dan Gojek selalu menarik untuk dicermati. Salah satunya Bonceng yang kini sudah memiliki lebih dari 60.000 driver.
Kepada CNBC Indonesia, Chief executive officer (CEO) Bonceng Faiz Noufal buka-bukaan soal ekspansi bisnis dan cara untuk menjungkalkan Gojek dan Grab. Berikut nukilan wawancaranya:
Q: Mungkin boleh diceritakan dulu Seperti apa sejarah dibangunnya Bonceng di tengah persaingan yang cukup ketat di ride hailing?
A: Kita aplikasi bikin itu di Agustus 2018 tahun lalu dan waktu itu memang kita sebatas untuk membuat aplikasi sejenis saja terkait ride hailing, dan waktu itu juga kita akhirnya baru sadar nggak bisa mengoperasionalkan bisnis ini sebatas cuma bikin aplikasi saja. Ternyata banyak sekali sistem operasional penunjang yang harus ada di dalamnya untuk mengoperasionalkan bisnis ini.
Waktu itu akhirnya kita mulai bikin dan sekarang beberapa sistem operasional penunjang yang sudah kita siapkan sudah ready termasuk salah satunya sistem pembayaran yang sudah secara teknis dan kita masih menunggu dari Linkaja ini untuk ngasih mid on the Spot untuk manajemen pengelolaan terkait Promonya nantinya.
Kalau sejarahnya sih Kita sebenarnya basic-nya latar belakang kita memang perusahaan IT yang kita bikin di 2015 yang lalu, beberapa produk kita bikin webdesk ataupun aplikasi mobile di 2015, 2016, 2017, kemudian baru benar-benar kita bikin serius aplikasi Bonceng ini di Agustus, September, Oktober tahun lalu seperti itu.
Q: saat ini profil nya seperti apa Pak Berapa jumlah mitra yang ada, kemudian user nya juga berapa?
A: untuk driver sendiri yang sudah daftar sekitar 60.000 lebih, dan di Jakarta kita baru mampu mengaktivasi sekitar Jabodetabek ya 55.000 driver, ada di Tangerang sekitar 500, di Depok 500, di Bogor 500, di Bekasi 500.
Kemarin mereka inisiatif untuk konvoi mengibarkan bendera merah putih di Lapangan Banteng dan di Jakarta sendiri sekitar 2.600 lebih yang sekarang saat ini aktif itu sebenarnya masih sedikit sekali, masih sedikit sekali dibandingkan dengan populasi driver online secara keseluruhan, tapi yang sudah mendaftar kita dan siap untuk di aktivasi itu mencapai 60.000 driver seperti itu.
Q: tapi ini konsentrasinya masih di Jakarta atau akan mengambil pasar di daerah atau seperti apa?
A: kita akan kembangkan ini ke seluruh daerah Indonesia, kita bikin program Namanya Program Nusa Kita, kita akan melibatkan penguasa lokal ataupun Pemda setempat di daerah daerah untuk mengelola Bonceng ini nantinya.
Kita ngelihat sebenarnya lebih dibutuhkan ini di daerah ketimbang di kota-kota besar, jadi di kota-kota besar dari persepsi saya sudah transportasi massal itu udah bagus dan murah, sedangkan saya lihat di daerah yang jauh lebih membutuhkan ini karena ketersediaan transformasi yang bagus itu sangat jarang di daerah-daerah di Indonesia sehingga kita ngelihat ini salah satu bentuk ketimpangan yang terjadi antara daerah dengan kota sehingga ke depan kita lebih Interest untuk mengembangkan ini daerah untuk membantu mengurangi ketimpangan ekonomi yang ada di daerah daerah di Indonesia.
Q: strategi Bonceng supaya tetap bisa Survive dan bertahan dan terus meningkatkan pangsa pasar dikala dominannya Grab dan Gojek di bisnis ini?
A: ini Bisnis dinamis yang pasti inovasi yang kita terus akan lakukan karena teknologi bicara bisnis teknologi adalah inovasi yang bisa diterima oleh masyarakat itu yang menjadi point kita bisa bersaing apa enggaknya, di kita sendiri secara teknikal bisa dibandingkan beberapa fitur atau layanan ada perbedaan.
di aplikasi kita dibandingkan dengan kompetitor yang ada, Dan ke depan juga kita akan terus melakukan Inovasi saya pikir inovasi yang memang nanti akan menentukan Survive atau tidaknya itu nanti di pasar dan diterima masyarakat seperti itu.
Simak video tentang Bonceng di bawah ini:
Kepada CNBC Indonesia, Chief executive officer (CEO) Bonceng Faiz Noufal buka-bukaan soal ekspansi bisnis dan cara untuk menjungkalkan Gojek dan Grab. Berikut nukilan wawancaranya:
Waktu itu akhirnya kita mulai bikin dan sekarang beberapa sistem operasional penunjang yang sudah kita siapkan sudah ready termasuk salah satunya sistem pembayaran yang sudah secara teknis dan kita masih menunggu dari Linkaja ini untuk ngasih mid on the Spot untuk manajemen pengelolaan terkait Promonya nantinya.
Kalau sejarahnya sih Kita sebenarnya basic-nya latar belakang kita memang perusahaan IT yang kita bikin di 2015 yang lalu, beberapa produk kita bikin webdesk ataupun aplikasi mobile di 2015, 2016, 2017, kemudian baru benar-benar kita bikin serius aplikasi Bonceng ini di Agustus, September, Oktober tahun lalu seperti itu.
Q: saat ini profil nya seperti apa Pak Berapa jumlah mitra yang ada, kemudian user nya juga berapa?
A: untuk driver sendiri yang sudah daftar sekitar 60.000 lebih, dan di Jakarta kita baru mampu mengaktivasi sekitar Jabodetabek ya 55.000 driver, ada di Tangerang sekitar 500, di Depok 500, di Bogor 500, di Bekasi 500.
Kemarin mereka inisiatif untuk konvoi mengibarkan bendera merah putih di Lapangan Banteng dan di Jakarta sendiri sekitar 2.600 lebih yang sekarang saat ini aktif itu sebenarnya masih sedikit sekali, masih sedikit sekali dibandingkan dengan populasi driver online secara keseluruhan, tapi yang sudah mendaftar kita dan siap untuk di aktivasi itu mencapai 60.000 driver seperti itu.
Q: tapi ini konsentrasinya masih di Jakarta atau akan mengambil pasar di daerah atau seperti apa?
A: kita akan kembangkan ini ke seluruh daerah Indonesia, kita bikin program Namanya Program Nusa Kita, kita akan melibatkan penguasa lokal ataupun Pemda setempat di daerah daerah untuk mengelola Bonceng ini nantinya.
Kita ngelihat sebenarnya lebih dibutuhkan ini di daerah ketimbang di kota-kota besar, jadi di kota-kota besar dari persepsi saya sudah transportasi massal itu udah bagus dan murah, sedangkan saya lihat di daerah yang jauh lebih membutuhkan ini karena ketersediaan transformasi yang bagus itu sangat jarang di daerah-daerah di Indonesia sehingga kita ngelihat ini salah satu bentuk ketimpangan yang terjadi antara daerah dengan kota sehingga ke depan kita lebih Interest untuk mengembangkan ini daerah untuk membantu mengurangi ketimpangan ekonomi yang ada di daerah daerah di Indonesia.
Q: strategi Bonceng supaya tetap bisa Survive dan bertahan dan terus meningkatkan pangsa pasar dikala dominannya Grab dan Gojek di bisnis ini?
A: ini Bisnis dinamis yang pasti inovasi yang kita terus akan lakukan karena teknologi bicara bisnis teknologi adalah inovasi yang bisa diterima oleh masyarakat itu yang menjadi point kita bisa bersaing apa enggaknya, di kita sendiri secara teknikal bisa dibandingkan beberapa fitur atau layanan ada perbedaan.
di aplikasi kita dibandingkan dengan kompetitor yang ada, Dan ke depan juga kita akan terus melakukan Inovasi saya pikir inovasi yang memang nanti akan menentukan Survive atau tidaknya itu nanti di pasar dan diterima masyarakat seperti itu.
Simak video tentang Bonceng di bawah ini:
Next Page
Berlomba Ciptakan Loyalitas Konsumen
Pages
Most Popular