Menpora Ngotot Bawa Ojol Gojek ke Malaysia, Ini Alasannya
17 October 2019 12:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq Abdul Rahman kembali mengungkapkan alasannya untuk mengundang Gojek Masuk ke Malaysia. Tujuannya untuk mendorong ekonomi digital.
Syed Saddiq mengatakan negara-negara seperti Thailand, Vietnam dan Indonesia telah membangun jaringan platform roda dua untuk memacu ekonomi digital di negara tersebut.
"Jika kita melihat Thailand, mereka memiliki sistem pengiriman e-commerce terbaik (di kawasan ASEAN) sebelum kedatangan Grab dan Gojek ... Sebelum keduanya (Grab dan Gojek) datang, mereka menangani sekitar 10.000 paket sehari tetapi jumlahnya meningkat empat kali lipat sesudahnya," ujar Syed Saddiq, seperti dikutip dari Bernama, Kamis (17/10/2019).
"Ini berarti pengusaha kecil dapat menikmati manfaatnya karena ekonomi e-commerce tumbuh dengan cepat. Jika kita pergi ke Bangkok, Indonesia atau Vietnam, orang-orang dapat memesan makanan di warung untuk dikirim ke rumah mereka. Kami menginginkan ekosistem ini karena dapat membantu pengusaha yang lebih kecil."
Syed Saddiq menambahkan layanan ojek online harus dilihat dalam ruang lingkup yang lebih luas seperti pengiriman makanan hingga paket dan mendorong ekonomi digital secara keseluruhan.
"Dalam hal pengiriman makanan, di Malaysia sekarang ini lebih ke arah restoran yang mapan karena kurangnya ekosistem yang baik, dengan ini maka warung yang berada di depan rumah kita bisa berpartisipasi dalam ekonomi informal melalui ekonomi digital," jelasnya.
Sebelum Kabinet Perdana Menteri Mahathir Muhammad telah memberikan persetujuan akan kehadiran ojek online di Malaysia. Mahathir memerintahkan menteri perhubungan untuk mengkaji aturan yang memuluskan rencana tersebut.
Rencana ini mendapat tentangan dari para pengusaha taksi online dan masyarakat. Alasannya, mulai dari masalah nasionalisme hingga keselamatan berkendaraan.
(roy/roy)
Syed Saddiq mengatakan negara-negara seperti Thailand, Vietnam dan Indonesia telah membangun jaringan platform roda dua untuk memacu ekonomi digital di negara tersebut.
"Jika kita melihat Thailand, mereka memiliki sistem pengiriman e-commerce terbaik (di kawasan ASEAN) sebelum kedatangan Grab dan Gojek ... Sebelum keduanya (Grab dan Gojek) datang, mereka menangani sekitar 10.000 paket sehari tetapi jumlahnya meningkat empat kali lipat sesudahnya," ujar Syed Saddiq, seperti dikutip dari Bernama, Kamis (17/10/2019).
"Ini berarti pengusaha kecil dapat menikmati manfaatnya karena ekonomi e-commerce tumbuh dengan cepat. Jika kita pergi ke Bangkok, Indonesia atau Vietnam, orang-orang dapat memesan makanan di warung untuk dikirim ke rumah mereka. Kami menginginkan ekosistem ini karena dapat membantu pengusaha yang lebih kecil."
![]() |
Syed Saddiq menambahkan layanan ojek online harus dilihat dalam ruang lingkup yang lebih luas seperti pengiriman makanan hingga paket dan mendorong ekonomi digital secara keseluruhan.
"Dalam hal pengiriman makanan, di Malaysia sekarang ini lebih ke arah restoran yang mapan karena kurangnya ekosistem yang baik, dengan ini maka warung yang berada di depan rumah kita bisa berpartisipasi dalam ekonomi informal melalui ekonomi digital," jelasnya.
Sebelum Kabinet Perdana Menteri Mahathir Muhammad telah memberikan persetujuan akan kehadiran ojek online di Malaysia. Mahathir memerintahkan menteri perhubungan untuk mengkaji aturan yang memuluskan rencana tersebut.
Rencana ini mendapat tentangan dari para pengusaha taksi online dan masyarakat. Alasannya, mulai dari masalah nasionalisme hingga keselamatan berkendaraan.
Artikel Selanjutnya
Bos Big Blue Taxi Minta Maaf Sebut RI Miskin & Gojek Ditolak
(roy/roy)