Alasan di Balik Grab Jadikan GrabFood Mesin Pencetak Cuan

Roy Franedya, CNBC Indonesia
18 September 2019 06:43
Grab Holdings sedang berusaha menggenjot bisnis pengiriman makanan GrabFood. Bisnis ini bakal jadi tulang punggung profitabilitas dalam jangka panjang.
Foto: Grab (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Grab Holdings, raksasa ride hailing Asia Tenggara, sedang berusaha menggenjot bisnis pengiriman makanan GrabFood. Bisnis ini bakal jadi tulang punggung profitabilitas dalam jangka panjang.

Manajemen Grab mengklaim Gross Merchandise Volume (GMV) bisnis ini sudah tumbuh 900% hingga Juni 2019. GMV merupakan tolak ukur nilai transaksi dari sebuah barang di dalam platform. Saat ini kontribusi GrabFood sudah mencapai 20% dari GMV perusahaan padahal 2018 hanya 5%.


Grab menolak untuk mengumumkan nilai transaksi tetapi mengatakan perusahaan terus memantau tingkat penggunaan pengemudi karena ini menjadi matrik yang sangat penting dalam hal profitabilitas perusahaan.

"Kami melihat industri makanan memiliki margin yang lebih baik daripada ride hailing," ujar co-chief and regional head GrabFood Kell Jay Lim, seperti dikutip dari CNBC International, Rabu (18/9/2019). "Kami percaya bisnis makanan akan mendorong pertumbuhan kami dan membawa perusahaan ke profitablitas dalam jangka panjang."

Alasan di Balik Grab Jadi GrabFood Mesin Uang Pencetak ProfitFoto: Mitra GrabFood dengan Kaki Palsu (Sumber: Facebook)

Bisnis pengiriman makan Grab diluncurkan pada 2016 dan semakin besar setelah mengakuisisi Uber Asia Tenggara dan menggabungkan layanan ini dengan UberEats. GrabFood sudah tersedia di Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Vietnam.

Menjadikan pengantaran makanan sebagai mesin uang baru bisa jadi keputusan yang paling tepat bagi startup ride hailing. Paling tidak perusahaan akan mendapat dua sumber pendapatan, dari merchant dan pemesan makanan. Apalagi perang tarif diskon yang digunakan untuk menarik dan mempertahankan pelanggan tampaknya akan berlangsung lama.


Di Asia Tenggara, Grab dan Gojek merupakan pemain besar bisnis ini namun masih ada peluang masuknya pemain baru yang didukung investor besar karena pasar ini belum matang dan masih ada peluang masuknya kompetitor baru.

"Saya tidak merasa dalam bisnisnya pemenang akan mengambil segalanya karena pasar ini terlalu besar. Saya pikir mereka akan mencoba untuk menggarap model yang berbeda-beda," jelas Florin Hoope dari Bain & Company Asia Pasific.




(roy/sef) Next Article Alasan Gojek & Grab Genjot Bisnis GoFood dan GrabFood

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular