Sri Mulyani ke Sophia The Robot: Sebentar Lagi Kena Pajak!

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
17 September 2019 16:53
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu pembicara dalam 2019 CSIS Global Dialogue.
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di CSIS
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu pembicara dalam 2019 CSIS Global Dialogue.

Dalam 2019 CSIS Global Dialogue ini diperkenalkan sebuah robot paling pintar di dunia bernama Sophia.

Akselarator GK-Plug and Play Indonesia (GK-PnP) dengan menggandeng Centre for Strategic and International Studies lah yang menghadirkan Sophia the Robot.

Sophia, robot berbentuk manusia berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) yang tampil perdana tahun 2016, buah karya Hanson Robotics ini mampu berekspresi, berkomunikasi, hingga bergurau seputar tema tertentu layaknya manusia.

Sri Mulyani ke Sophia The Robot: Sebentar Lagi Kena Pajak!Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (Ist)


Sri Mulyani saat membuka sambutannya berbicara soal Sophia. Menurutnya selain menghadiri dialog CSIS beberapa peserta pasti ingin sekali bertemu dengan Sophia.

"Saya juga berfikir sudah banyak yang ber-selfie (swafoto) bersama Sophia. Saya harap saya bisa ikut selfie," kata Sri Mulyani di Hotel Borobudur, Selasa (17/9/2019).

Ia mengatakan beberapa negara sudah menjadikan robot seperti Sophia ini warga negaranya. Maka jika Sophia ini sebagai seorang warga negara, maka tak lepas dari kewajiban pajak.

"Pajak untuk robot. Mungkin ke depan seperti itu. Dan Sophia nanti harus punya paspor dan imigrasi harus mengurusnya karena ia sebagai warga negara," kata Sri Mulyani yang disambut tawa para peserta.

Sri Mulyani mengatakan, negara saat ini harus siap dengan adanya teknologi terutama Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara sebelumnya mengatakan, Indonesia harus bersiap memasuki tahapan di mana hadirnya teknologi baru seperti AI mesti diikuti dengan cara berpikir yang berbeda sehingga masyarakat memperoleh nilai tambah dari sana.

Menurutnya, Kominfo yang sebelumnya regulator, kini banyak berperan selaku fasilitator dan akselarator, mendorong lahirnya startup berbasis teknologi yang berpotensi menarik minat ventures capital, dan di kemudian hari berkembang menjadi unicorn baru.

GK-PnP telah mengakselarasi lebih dari 15 perusahaan rintisan (startup) berbasis kecerdasan buatan, diantaranya adalah Bahasa.ai - sebuah platform natural language processing - yang mampu merespons langsung pertanyaan pengguna, termasuk penggunaan perbendaharaan kata Bahasa Indonesia yang tak baku (slang).



(roy) Next Article Awas PHK, 7 Pekerjaan Manusia Ini Bakal Diganti oleh Robot!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular