Startup Unicorn Zaman Now: Bukalapak, Harus PHK Demi Cuan
                    Roy Franedya, 
                CNBC Indonesia
    
    17 September 2019 13:09
    
    
        
    
                
                    
                    
                    
                    
                                        
                    
                                        
                                            
                            Jakarta, CNBC Indonesia - Startup dengan status unicorn ternyata tak jadi jaminan sukses. Salah satu buktinya adalah Bukalapak yang memilih realitis untuk mengejar profit dengan PHK karyawan ketimbang bakar uang untuk ekspansi usaha.
Bukalapak telah melakukan PHK 100 karyawan dari berbagai divisi untuk merampingkan organisasi dan menjadikan perusahaan tumbuh berkelanjutan.
Chief Strategy Officer (CSO) Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan PHK ratusan karyawan tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan. Tetapi kesulitan pendanaan dari startup AS seperti Uber, Lyft dan WeWork jadi 'perhitungan' dalam keputusan petinggi perusahaan.
  
  
  
  
"Fokus kami bukan lagi pertumbuhan tetapi membangun perusahaan yang berkelanjutan," ujar Teddy Oetomo seperti dikutip dari Nikkei Asia Review, Senin (16/9/2019). "Kami sudah terlalu naif. ... pada beberapa area [bisnis] kami bekerja terlalu keras."
Teddy Oetomo menambahkan keputusan PHK diambil langsung oleh dewan direksi dan tidak ada tekanan dari investor. Selain itu, bisa saja Bukalapak mengumpulkan lebih banyak dana dari investor baru atau investor eksisiting untuk mempertahankan karyawan yang ada.
Tetapi itu "tidak akan berkelanjutan dalam jangka panjang," ujar Teddy Oetomo. "Secara potensial, akan ada waktu - saya tidak tahu kapan - uang murah itu mungkin berhenti mengalir," katanya. "Kami tidak bisa mengendalikan itu."
Tetapi perusahaan dapat bersiap menghadapi itu. "Jika hal seperti itu terjadi, kami sudah menjadi perusahaan yang berkelanjutan, dan karena itu kami tidak akan terkena dampak terlalu banyak."
Asal tahu saja, unicorn merupakan startup bervaluasi di atas US$1 miliar atau setara Rp 14 triliun. CB Insight mencatat ada lebih dari 50 startup di dunia yang menyandang status unicorn.
        
    
         
                        
                    
                
            Bukalapak telah melakukan PHK 100 karyawan dari berbagai divisi untuk merampingkan organisasi dan menjadikan perusahaan tumbuh berkelanjutan.
Chief Strategy Officer (CSO) Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan PHK ratusan karyawan tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan. Tetapi kesulitan pendanaan dari startup AS seperti Uber, Lyft dan WeWork jadi 'perhitungan' dalam keputusan petinggi perusahaan.
 Foto: Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) | 
Teddy Oetomo menambahkan keputusan PHK diambil langsung oleh dewan direksi dan tidak ada tekanan dari investor. Selain itu, bisa saja Bukalapak mengumpulkan lebih banyak dana dari investor baru atau investor eksisiting untuk mempertahankan karyawan yang ada.
Tetapi itu "tidak akan berkelanjutan dalam jangka panjang," ujar Teddy Oetomo. "Secara potensial, akan ada waktu - saya tidak tahu kapan - uang murah itu mungkin berhenti mengalir," katanya. "Kami tidak bisa mengendalikan itu."
Tetapi perusahaan dapat bersiap menghadapi itu. "Jika hal seperti itu terjadi, kami sudah menjadi perusahaan yang berkelanjutan, dan karena itu kami tidak akan terkena dampak terlalu banyak."
Asal tahu saja, unicorn merupakan startup bervaluasi di atas US$1 miliar atau setara Rp 14 triliun. CB Insight mencatat ada lebih dari 50 startup di dunia yang menyandang status unicorn.
Lanjut ke halaman berikutnya >>> Keinginan investor
                            
                                                
                    
                                            
                         
    
    
    Next Page
        
            Keinginan investor        
    Pages
        
    
        Tags  
    
    
		Related Articles	
    
        Recommendation
        
    
    
    Most Popular
Foto: Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)