8 Hari Papua Tanpa Internet & Penjelasan Menteri Wiranto

Efrem Limsan Sirega, CNBC Indonesia
29 August 2019 14:35
Menkopolhukam Wiranto menjelaskan alasan pemerintah memblokir akses internet di Papua dan Papua Barat serta kapan blokir akan dicabut.
Foto: Menteri Wiranto (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia Wiranto menjelaskan akhir pemblokiran akses internet di Papua dan Papua Barat. Menurutnya aksi ini bukan tindakan sewenang-wenang.

Wiranto mengatakan pemblokiran akses internet dilakukan karena adanya peredaran informasi bohong (hoaks) dan propaganda yang menyerang pemerintah melalui media sosial.

"Kalau pemerintah bertindak, itu bukan sewenang-wenang. Ini semata mata menjaga keamanan nasional dan keutuhan nasional. Dan saya tidak ragu-ragu untuk setiap saat untuk melemotkan medsos, enggak masalah [itu dilakukan] tak kala memang membahayakan kepentingan nasional," ujarnya Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Wiranto tidak dapat memastikan kapan pemblokiran internet di Papua akan dicabut. Ia hanya memastikan akses tersebut akan dipulihkan ketika kondisi sudah aman.


Sebelumnya, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pengerapan menjelaskan atas pilihan pemerintah memblokir akses internet, bukannya memblokir medsos. Menurutnya, teknologi saat ini belum memungkinkan untuk memblokir media sosial per wilayah.

"Karena teknologi pembatasan tidak bisa dilakukan secara regional terhadap medsos. Jadi, tidak pembatasan tidak bisa regional," ucapnya di Gedung Ombudsman RI, Jakarta, seperti dikutip dari Detik.com, Rabu (28/8/2019).

Anggota Ombudsman RI Alvin Lie juga mengatakan hal senada. Ia mengakui teknologi yang sekarang belum mampu melakukan pemblokiran berdasarkan media sosial tertentu saja.

"Misalnya suatu platform medsos kalau dibatasi hanya untuk Papua itu belum bisa, kalau dibatasi, ya seluruh Indonesia terbatasi. Nah, kami tadi juga bahas bahwa akses medsos saat ini terbanyak adalah menggunakan ponsel," tutur Alvin.

Kondisi memanas di Papua dipicu oleh penyerangan sekelompok orang ke asmara mahasiswa Papua di Surabaya. Berdasarkan keterangan Kepolisian setempat ada informasi bahwa mahasiswa tersebut menolak untuk mengibarkan bendera merah putih. Aksi penyerangan ini memicu aksi demonstrasi massa di Papua dan Papua Barat.

Pada Senin (19/8/2019), Kominfo memutuskan melakukan throttling atau perlambatan bandwidth di wilayah Papua pada pukul 13:00 WIT. Akses internet ini kemudian dipulihkan kembali pada pukul 20:30 WIT.

Lalu pada Rabu (21/8/2019) Kominfo memutuskan untuk memblokir penuh internet Papua dan Papua Barat. Artinya, hingga kini sudah 8 hari Papua tanpa internet seluler.


(roy/roy) Next Article Situasi Papua Berangsur Pulih, Tapi Blokir Internet Berlanjut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular