Gojek Ditolak Malaysia, Rudiantara: Kita Tidak Menutup Grab

Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
28 August 2019 14:48
Gojek Ditolak Malaysia, Rudiantara: Kita Tidak Menutup Grab
Foto: Menkominfo Rudiantara (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara meminta agar adanya azas resiprokal (asas kesetaraan) bagi Gojek di Malaysia. Beberapa pihak menolak kehadiran Gojek di Malaysia meski Kabinet Mahathir sudah beri lampu hijau untuk mengaspal di negeri jiran ini.

Rudiantara mengatakan tidak seharusnya ada penolakan atas Gojek di Malaysia. Sebab, aplikator transportasi online Malaysia diizinkan masuk ke Indonesia.

"Menurut saya, punya Malaysia saja boleh masuk ke Indonesia masa Indonesia enggak boleh masuk ke Malaysia," ujarnya ketika ditemui dalam acara UOB Economic Outlook 2020 di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (28/8/2019).

"Harusnya persaingan sehat. Kita tidak menutup Grab dari Malaysia. Masa kita ditutup di Malaysia. Lagipula kita di ASEAN mengenal satu pasar."

Rudiantara juga memberikan tanggapan soal pernyataan Bos Taksi Malaysia yang menolak Gojek dengan menyebut Indonesia sebagai negara miskin sehingga Gojek bisa berkembang.

"Tanya saja masyarakat Indonesia, miskin atau enggak," jelasnya.

Lanjut ke halaman berikutnya >>>


Asal tahu saja, Grab didirikan di Malaysia tahun 2012 dengan nama My Teksi. Grab masuk Indonesia pada 2014 dan telah menjadi dua pemain besar dalam bisnis transportasi online. Indonesia bahkan menjadi mesin pertumbuhan bisnis terbesar Grab setelah Singapura.

Grab berencana membangun kantor pusat keduanya di Indonesia. Grab juga berencana mengucurkan dana sebesar US$2 miliar ke pasar Indonesia.


Sebelumnya, Kabinet Mahathir sudah memberikan lampu hijau kepada Gojek untuk masuk ke Malaysia. Kabinet telah memerintahkan Menteri Perhubungan serta Menteri Pemuda dan Olahraga untuk melakukan kajian dan membuat dasar hukum beroperasi ojek online di Malaysia.

Sebelumnya, ojek online lokal Dego Ride tidak diizinkan mengaspal di Malaysia pada 2017. Ketika itu Malaysia dipimpin oleh Perdana Menteri Najib Razak. 

Saat ini layanan transportasi online yang diizinkan di Malaysia adalah taksi online di mana Grab merupakan pemain dominan di pasar ini.




(roy/dob) Next Article Rudiantara Ungkap Nasib Gojek Cs di Era New Normal Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular