Donald Trump Sebut Google Patut Digugat, Ada Apa?

Redaksi, CNBC Indonesia
20 August 2019 17:07
Donald Trump mengklaim Google melakukan manipulasi dalam pemilu 2016 sehingga suara penantangnya bertambah 2,6 juta hingga 16 juta.
Foto: Donald Trump (REUTERS/Carlos Barria)
Jakarta, CNBC IndonesiaPresiden Donald Trump menyerang Google melalui akun Twitter resminya. Ia mengklaim melakukan 'manipulasi' suara dalam Pemilu 2006, yang seharusnya memberikan ia suara yang lebih besar dari penantangnya Hillary Clinton.

"Wow, laporannya telah keluar! Google memanipulasi 2,6 juta hingga 16 juta suara untuk Hillary Clinton di Pemilu 2016! Ini keluar dari pendukung Clinton bukan pendukung Trump! Google harus digugat. Kemenangan saya harusnya lebih besar dari itu! @judicalWatch," ujarnya melalui akun twitter @realDonaldTrump seperti dikutip dari CNBC International, Selasa (20/8/2019).


Cuitan Trump ini tampaknya merujuk pada dokumen Project Veritas yang bocor ke publik. Namun dokumen ini tanpanya tidak mengandung dugaan manipulasi suara atau bias dalam pemilu 2016.

Zachary Vorhies, yang menyebut dirinya sebagai mantan insinyur perangkat lunak Google, baru-baru ini mengumumkan tuduhannya dalam video Project Veritas setelah membocorkan dokumen ke grup secara anonim yang dimaksudkan untuk menunjukkan bias dalam cara Google menampilkan hasil pencarian.


Kebocoran itu memberi amunisi kepada anggota parlemen konservatif seperti Senator Ted Cruz yang menuduh perusahaan teknologi termasuk Google mencuri suara konservatif melalui algoritma yang bias.

Zachary Vorhies mengatakan kepada Project Veritas bahwa dia mengumpulkan dokumen-dokumen itu "karena saya melihat sesuatu yang gelap dan jahat terjadi dengan perusahaan dan saya menyadari bahwa tidak hanya akan merusak pemilihan, tetapi menggunakan cara yang merusak pemilihan untuk menggulingkan Amerika Serikat."


Dokumen-dokumen yang diterbitkan oleh Project Veritas tampaknya mencakup diskusi internal dan daftar yang berkaitan dengan bagaimana Google menentukan apakah sumber berita dapat dipercaya atau mengandung ujaran kebencian dan bagaimana memperlakukannya.

Tweet Trump juga kemungkinan menggunakan klaim dari peneliti Robert Epstein yang menyebut kemungkinan adanya manipulasi 2,6 juta suara yang didapatkan Hillary Clinton. Clinton kemudian menanggapi tweet Trump dengan mengkritik penelitian Epstein:


"Studi yang Anda gunakan telah dibantah karena hanya berdasarkan pada 21 pemilih yang belum menentukan pilihan," cuit @Hillaryclinton.


Atas penelitian Robert Epstein, Google telah menyampaikan pernyataan yang intinya mengatakan penelitian tersebut tidak akurat dan sudah dibantah sejak dibuat pada 2016.


(roy/roy) Next Article Sayonara Mr Trump! Twitter Blokir Permanen @realDonaldTrump

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular