Kisah Samsung yang Gagal Geser Android, Huawei HongMeng?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
16 August 2019 07:29
Kisah Samsung yang Gagal Geser Android, Huawei HongMeng?
Foto: Samsung (REUTERS/Kim Hong-Ji)
Jakarta, CNBC Indonesia - Huawei baru saja mengumumkan operating system (OS) HongMeng guna melindungi bisnis smartphone globalnya bila Android tak lagi melinsensi dan mengirimkan update pada ponselnya.

Namun menggantikan OS Android bukan perkara mudah. Nokia, Blackberry, Microsoft, Intel, Palm dan Firefox pernah berusaha membuat OS tandingan Android. Hasilnya, mereka semua gagal menggusur dominasi Android.



Samsung
 juga mencoba mengurangi ketergantungan pada Android dengan menerbitkan OS sendiri bernama Tizen pada 2015. Banyak yang menyakini OS Samsung akan mampu bersaing. Pasalnya Samsung merupakan produsen smartphone terbesar di dunia dari sisi penjualan.

Tizen kemudian ditanamkan pada ponsel Samsung Z1 di India. Namun penerimaan pengguna terhadap ponsel ini cukup rendah. Banyak kritikus dan riviewer mengkritik ponsel ini karena performanya yang buruk, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/7/2019).

Bahkan Huawei tidak bersedia untuk menggunakan Tizen. Mengutip Wall Street Journal, Petinggi Huawei Richard Yu mengatakan Huawei tidak akan menggunakan Tizen.

"Di masa lalu kami memiliki tim untuk melakukan riset pada Tizen kemudian saya batalkan," ujar Richard Yu. "Kami merasa Tizen tidak memiliki peluang untuk sukses."

Setelah serangkaian kegagalan tersebut Samsung kini makin tergantung pada Android. Tizen masih tetap ada, namun kebanyakan dipakai untuk smart watches dan TV.


Bagi Huawei mengurangi ketergantungan pada Android sebenarnya sudah lama dipikirkan. Mereka merancang HongMeng sejak tujuh tahun lalu. Mereka mempercepat peluncuran HongMeng karena adanya sanksi AS.

Kini tantangan terbesar Huawei HongMeng adalah menggaet developer untuk membangun aplikasi di sistem baru. Huawei harus mampu menarik developer aplikasi populer seperti Uber atau Instagram, Facebook atau WhatsApp. Jika tidak, pengguna enggan untuk membeli smartphone dengan OS Harmony, nama yang digunakan oleh Huawei bagi OS buatannya di Inggris.

"Huawei paham tentang ini," ujar Kiranjeet Kaur, analis IDC seperti dikutip dari CNNInternational. "Tanpa aplikasi, tidak ada yang akan membeli [ponsel mereka]." Analis Canalys Jason Low mengatakan untuk bisa menggaet developer Huawei harus bisa menjadi aplikasi tersebut dengan cepat sampai ke pengguna.

"Bagi para develeper aplikasi, hal terpenting adalah bagaimana aplikasi dan layanan mereka bisa dengan mudah sampai ke pengguna akhir serta seberapa cepat mereka bisa memonetisasi karya mereka," terang Jason Low, Analis Canalys.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular