
Muncul Tagihan Bodong, Toko Ritel Global Ini Tutup Aplikasi
Roy Franedya, CNBC Indonesia
08 July 2019 11:34

Jakarta, CNBC Indonesia - 7-Eleven Jepang memutuskan untuk menghentikan aplikasi pembayarannya 7Pay. Langkah itu dilakukan setelah ditemukan celah keamanan yang memungkinkan pihak ketiga membuat biaya palsu pada ratusan akun pelanggan.
7-Eleven mengumumkan penghentian ini pada Kamis (4/8/2019) waktu setempat. Padahal aplikasi ini baru dirilis pada 1 Juli 2019. Alat pembayaran ini memudahkan konsumen untuk melakukan pembayaran karena tinggal memindai barcode dan pembayarannya dikaitkan dengan kartu kredit atau kartu debit konsumen.
Sehari setelah merilis muncul aduan dari konsumen. Seorang konsumen mendapat tagihan dari transaksi yang tak pernah dilakukannya, mengutip The Verge, Senin (8/7/2019).
Seorang ahli mengatakan aplikasi ini memiliki kekurangan. Seorang hacker hanya perlu mengetahui tanggal lahir pengguna, email, dan nomor telepon serta bisa meminta pengiriman pengaturan ulang (reset) kata sandi ke alamat email lain.
Aplikasi ini juga men-set tanggal lahir jadi 1 Januari 2019 jika pengguna tidak memasukkan informasi tentang tanggal lahir dan ini membuat hacker lebih mudah untuk masuk ke akun orang lain.
Menurut perusahaan, ada 900 akun yang mendapatkan tagihan atas transaksi yang tidak mereka lakukan. Nilai tagihannya US$500.000 atau setara Rp 7 miliar (asumsi US$1 = Rp 14.000).
Selain menangguhkan aplikasi, 7-Eleven juga menghentikan penambahan pengguna baru dan memposting di situs perusahaan soal bahaya yang mengancam pengguna. Perusahaan juga mengatakan akan memberikan kompensasi kepada pengguna yang akunnya diretas.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/miq) Next Article Bareskrim: Hati-hati Pembajakan Kartu Kredit di Toko Online!
7-Eleven mengumumkan penghentian ini pada Kamis (4/8/2019) waktu setempat. Padahal aplikasi ini baru dirilis pada 1 Juli 2019. Alat pembayaran ini memudahkan konsumen untuk melakukan pembayaran karena tinggal memindai barcode dan pembayarannya dikaitkan dengan kartu kredit atau kartu debit konsumen.
Sehari setelah merilis muncul aduan dari konsumen. Seorang konsumen mendapat tagihan dari transaksi yang tak pernah dilakukannya, mengutip The Verge, Senin (8/7/2019).
Aplikasi ini juga men-set tanggal lahir jadi 1 Januari 2019 jika pengguna tidak memasukkan informasi tentang tanggal lahir dan ini membuat hacker lebih mudah untuk masuk ke akun orang lain.
Menurut perusahaan, ada 900 akun yang mendapatkan tagihan atas transaksi yang tidak mereka lakukan. Nilai tagihannya US$500.000 atau setara Rp 7 miliar (asumsi US$1 = Rp 14.000).
Selain menangguhkan aplikasi, 7-Eleven juga menghentikan penambahan pengguna baru dan memposting di situs perusahaan soal bahaya yang mengancam pengguna. Perusahaan juga mengatakan akan memberikan kompensasi kepada pengguna yang akunnya diretas.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/miq) Next Article Bareskrim: Hati-hati Pembajakan Kartu Kredit di Toko Online!
Most Popular