
Batalkan Order Grab Kena Denda, Begini Cerita Lengkap
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
25 June 2019 19:46

Jakarta, CNBC Indonesia- Grab Indonesia akhirnya melakukan uji coba biaya pembatalan pemesanan di Lampung dan Palembang. Sebelumnya, kebijakan ini sudah terlebih dahulu diterapkan di Singapura dan Filipina.
Grab menyebut jika Palembang dan Lampung adalah dua kota yang dipilih untuk uji coba. Selama sebulan, akan dilihat bagaimana respon dari kebijakan ini.
"Masa-masa (ujicoba) ini akan kami pergunakan sebagai cara dalam melihat masukan," kata Presiden of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata pekan lalu.
Kebijakan pembatalan dilakukan bukan tanpa alasan. Setidaknya ada dua sisi yang menjadi objek dalam kebijakan ini.
Pertama, dari sisi pengguna aplikasi Grab, kedua dari sisi mitra pengemudi. Keduanya memiliki kesamaan, tidak suka jika harus melakukan pembatalan, atau menjadi objek dari akibat pembatalan pesanan.
"Sehingga ini dianggap fair untuk memberikan semacam treatment cancellation atas kejadian yang tidak fair," ujarnya.
Hingga saat ini, sudah satu pekan uji coba biaya pembatalan dilakukan. Di dua kota tersebut, pembatalan mulai dilakukan pada 17 Juni 2019. Dua kota dipilih karena kondisi penumpang dan mitra pengemudi tak sekompleks kondisi di Jakarta.
"Responnya, masyarakat tentu tertarik dengan hal ini. Ada input dari respon tersebut," katanya.
Agar dirasa adil, biaya pembatalan tidak akan diberlakukan bagi pengguna, jika mitra pengemudi yang membatalkan perjalanan. Biaya pembatalan tersebut adalah Rp 3.000 untuk GrabCar dan Rp 1.000 untuk GrabBike.
"Sama sekali tidak ada fee yang diterima oleh Grab. Semua itu murni untuk pengemudi," jelasnya lagi.
Pembatalan memang menjadi dilema. Bagaimana tidak, kondisi di Jakarta misalnya, kadang memang tidak menentu. Macet, titik jemput jauh, hingga kesalahpahaman komunikasi bisa menjadi penyebabnya.
Grab tentunya paham dengan hal ini, dan memberikan saran agar pembatalan tidak menjadi masalah. Pertama, menjalin komunikasi yang baik antara mitra pengemudi dengan pengguna adalah wajib hukumnya.
"Pengemudi butuh kepastian. Caranya, aktif berkomunikasi. Mudah dan tepat. Chat dan telepon bisa, gratis pula," katanya.
Cara kedua, pastikan titik jemput sudah tepat. Apalagi, aplikasi Grab memiliki fitur pencari titik jemput, yang sudah diperbaharui. Ini memudahkan pengguna dan mitra pengemudi agar bisa bertemu di titik yang sama.
Grab memang selalu melakukan upaya dalam menjaga pengalaman berkendara untuk penggunanya. Diskon berkendara dengan Grab, keamanan yang terjamin, hingga kebijakan biaya pembatalan memiliki tujuan yang sama, yaitu menjaga agar pengguna Grab memperoleh pengalaman bersama Grab dengan nyaman.
"Yang pasti (kebijakan) cancellation ini tidak semena-mena," tutupnya.
Saksikan Video Dengan Teknologi, Grab Bantu Bajay Tetap Eksis di Jakarta
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Terus Mengaspal, Grab Bike Ini Bukan Nekat Tapi Butuh Uang
Grab menyebut jika Palembang dan Lampung adalah dua kota yang dipilih untuk uji coba. Selama sebulan, akan dilihat bagaimana respon dari kebijakan ini.
"Masa-masa (ujicoba) ini akan kami pergunakan sebagai cara dalam melihat masukan," kata Presiden of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata pekan lalu.
Kebijakan pembatalan dilakukan bukan tanpa alasan. Setidaknya ada dua sisi yang menjadi objek dalam kebijakan ini.
Pertama, dari sisi pengguna aplikasi Grab, kedua dari sisi mitra pengemudi. Keduanya memiliki kesamaan, tidak suka jika harus melakukan pembatalan, atau menjadi objek dari akibat pembatalan pesanan.
"Sehingga ini dianggap fair untuk memberikan semacam treatment cancellation atas kejadian yang tidak fair," ujarnya.
Hingga saat ini, sudah satu pekan uji coba biaya pembatalan dilakukan. Di dua kota tersebut, pembatalan mulai dilakukan pada 17 Juni 2019. Dua kota dipilih karena kondisi penumpang dan mitra pengemudi tak sekompleks kondisi di Jakarta.
"Responnya, masyarakat tentu tertarik dengan hal ini. Ada input dari respon tersebut," katanya.
Agar dirasa adil, biaya pembatalan tidak akan diberlakukan bagi pengguna, jika mitra pengemudi yang membatalkan perjalanan. Biaya pembatalan tersebut adalah Rp 3.000 untuk GrabCar dan Rp 1.000 untuk GrabBike.
"Sama sekali tidak ada fee yang diterima oleh Grab. Semua itu murni untuk pengemudi," jelasnya lagi.
Pembatalan memang menjadi dilema. Bagaimana tidak, kondisi di Jakarta misalnya, kadang memang tidak menentu. Macet, titik jemput jauh, hingga kesalahpahaman komunikasi bisa menjadi penyebabnya.
Grab tentunya paham dengan hal ini, dan memberikan saran agar pembatalan tidak menjadi masalah. Pertama, menjalin komunikasi yang baik antara mitra pengemudi dengan pengguna adalah wajib hukumnya.
"Pengemudi butuh kepastian. Caranya, aktif berkomunikasi. Mudah dan tepat. Chat dan telepon bisa, gratis pula," katanya.
Cara kedua, pastikan titik jemput sudah tepat. Apalagi, aplikasi Grab memiliki fitur pencari titik jemput, yang sudah diperbaharui. Ini memudahkan pengguna dan mitra pengemudi agar bisa bertemu di titik yang sama.
Grab memang selalu melakukan upaya dalam menjaga pengalaman berkendara untuk penggunanya. Diskon berkendara dengan Grab, keamanan yang terjamin, hingga kebijakan biaya pembatalan memiliki tujuan yang sama, yaitu menjaga agar pengguna Grab memperoleh pengalaman bersama Grab dengan nyaman.
"Yang pasti (kebijakan) cancellation ini tidak semena-mena," tutupnya.
Saksikan Video Dengan Teknologi, Grab Bantu Bajay Tetap Eksis di Jakarta
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob) Next Article Terus Mengaspal, Grab Bike Ini Bukan Nekat Tapi Butuh Uang
Most Popular