
Kian Panas, Trump Larang Huawei Cs Beli Perangkat AS
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 May 2019 11:36

Washington, CNBC Indonesia - Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS), pada Rabu (15/5/2019), mengatakan pihaknya telah menambahkan Huawei Technologies Co Ltd dan 70 afiliasi lainnya ke dalam "Daftar Entitas". Hal ini berarti Huawei dilarang membeli perlengkapan dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.
Pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa keputusan itu juga akan menyulitkan Huawei, produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia, untuk menjual beberapa produk karena ketergantungannya pada pemasok AS.
Berdasarkan aturan yang akan mulai berlaku dalam beberapa hari mendatang itu, Huawei memerlukan lisensi pemerintah AS untuk membeli teknologi AS. Huawei tidak segera berkomentar.
Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden Donald Trump mendukung keputusan yang akan "mencegah teknologi AS dari digunakan oleh entitas milik asing dengan cara yang berpotensi merusak keamanan nasional AS atau kepentingan kebijakan luar negeri."
Langkah dramatis itu terjadi ketika pemerintahan Trump secara agresif melobi negara-negara lain untuk tidak menggunakan peralatan Huawei dalam jaringan 5G generasi berikutnya. Langkah itu juga diumumkan hanya beberapa hari setelah pemerintah Trump memberlakukan tarif impor baru pada barang-barang China di tengah perang dagang yang memanas.
Departemen Perdagangan mengatakan langkah itu dilakukan setelah Departemen Kehakiman AS mengeluarkan dakwaan terhadap Huawei pada Januari dan beberapa entitas yang mengatakan perusahaan itu berkonspirasi untuk memberikan layanan keuangan yang dilarang dilakukan ke Iran.
Departemen Perdagangan mengatakan memiliki dasar yang masuk akal untuk menyimpulkan bahwa Huawei "terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan keamanan nasional AS atau kepentingan kebijakan luar negeri" itu.
Melansir Reuters, Huawei melaporkan pendapatan kuartal pertama sebesar US$ 27 miliar bulan lalu dan mengatakan telah menjual 59 juta smartphone pada kuartal pertama.
Pada bulan Maret 2016, Departemen Perdagangan menambahkan ZTE Corp ke daftar entitas atas tuduhan pihaknya mengorganisir skema rumit untuk merahasiakan re-ekspor barang-barang AS ke negara-negara yang terkena sanksi. Tindakan itu termasuk pelanggaran terhadap undang-undang AS.
Langkah pembatasan itu mencegah pemasok untuk menjual peralatan AS kepada ZTE, berpotensi membekukan rantai pasokan saingan Huawei itu. Tetapi, aturan itu hanya berlaku sebentar. AS menangguhkan pembatasan dalam serangkaian penangguhan hukuman sementara, yang memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan hubungan dengan pemasok AS sampai menyetujui kesepakatan pembelaan setahun kemudian.
Pada bulan Agustus, Trump menandatangani RUU yang melarang pemerintah AS sendiri menggunakan peralatan dari Huawei dan ZTE.
Senator Ben Sasse, seorang Republikan, mengatakan "rantai pasokan Huawei tergantung pada kontrak dengan perusahaan-perusahaan Amerika" dan dia mendesak Departemen Perdagangan untuk melihat "bagaimana AS dapat secara efektif melawan musuhnya.
Simak video Presiden Donald Trump larang perusahaan AS gunakan perangkat Huawei di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Pahit! Begini Kado Perpisahan Trump untuk Huawei
Pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa keputusan itu juga akan menyulitkan Huawei, produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia, untuk menjual beberapa produk karena ketergantungannya pada pemasok AS.
Berdasarkan aturan yang akan mulai berlaku dalam beberapa hari mendatang itu, Huawei memerlukan lisensi pemerintah AS untuk membeli teknologi AS. Huawei tidak segera berkomentar.
![]() |
Langkah dramatis itu terjadi ketika pemerintahan Trump secara agresif melobi negara-negara lain untuk tidak menggunakan peralatan Huawei dalam jaringan 5G generasi berikutnya. Langkah itu juga diumumkan hanya beberapa hari setelah pemerintah Trump memberlakukan tarif impor baru pada barang-barang China di tengah perang dagang yang memanas.
Departemen Perdagangan mengatakan langkah itu dilakukan setelah Departemen Kehakiman AS mengeluarkan dakwaan terhadap Huawei pada Januari dan beberapa entitas yang mengatakan perusahaan itu berkonspirasi untuk memberikan layanan keuangan yang dilarang dilakukan ke Iran.
Departemen Perdagangan mengatakan memiliki dasar yang masuk akal untuk menyimpulkan bahwa Huawei "terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan keamanan nasional AS atau kepentingan kebijakan luar negeri" itu.
Melansir Reuters, Huawei melaporkan pendapatan kuartal pertama sebesar US$ 27 miliar bulan lalu dan mengatakan telah menjual 59 juta smartphone pada kuartal pertama.
Pada bulan Maret 2016, Departemen Perdagangan menambahkan ZTE Corp ke daftar entitas atas tuduhan pihaknya mengorganisir skema rumit untuk merahasiakan re-ekspor barang-barang AS ke negara-negara yang terkena sanksi. Tindakan itu termasuk pelanggaran terhadap undang-undang AS.
Langkah pembatasan itu mencegah pemasok untuk menjual peralatan AS kepada ZTE, berpotensi membekukan rantai pasokan saingan Huawei itu. Tetapi, aturan itu hanya berlaku sebentar. AS menangguhkan pembatasan dalam serangkaian penangguhan hukuman sementara, yang memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan hubungan dengan pemasok AS sampai menyetujui kesepakatan pembelaan setahun kemudian.
Pada bulan Agustus, Trump menandatangani RUU yang melarang pemerintah AS sendiri menggunakan peralatan dari Huawei dan ZTE.
Senator Ben Sasse, seorang Republikan, mengatakan "rantai pasokan Huawei tergantung pada kontrak dengan perusahaan-perusahaan Amerika" dan dia mendesak Departemen Perdagangan untuk melihat "bagaimana AS dapat secara efektif melawan musuhnya.
Simak video Presiden Donald Trump larang perusahaan AS gunakan perangkat Huawei di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Pahit! Begini Kado Perpisahan Trump untuk Huawei
Most Popular