
Startup Ini Kembangkan Kacamata Bantu Polisi Deteksi Penjahat
Roy Franedya, CNBC Indonesia
07 May 2019 13:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Menggunakan kacamata untuk mendeteksi pelaku kejahatan mungkin sering kita temui dalam film Hollywood. Lalu apa jadinya bila hal ini ternyata ada di dunia nyata?
Sebuah startup augmented reality (AR) yang berbasis di Beijing, Xloong mengklaim telah menciptakan seperangkat kacamata pintar untuk polisi Tiongkok pada 2017. Saat mengenakan kacamata AR, polisi dapat mengakses informasi wajah, kartu identitas, dan plat kendaraan real-time yang terhubung dengan basis data nasional.
Perusahaan mengatakan kacamata AR "meningkatkan efisiensi dalam menemukan tersangka kriminal". Kacamata tersebut sudah digunakan oleh otoritas penegak hukum di bandara dan stasiun inspeksi jalan raya, kata perusahaan itu dalam selebaran. Enam biro keamanan publik setempat juga menggunakan headset Xloong, termasuk yang ada di Beijing, Tianjin, dan wilayah otonomi Xinjiang Uygur.
South China Morning Post melaporkan, Xloong didirikan di Beijing oleh mantan insinyur Huawei Technologies Shi Xiaogang. Startup ini mempekerjakan lebih dari 100 orang. Startup ini telah mengumpulkan dana dari Hefei BOE Technology, Gobi Ventures, Institut Teknologi Beijing, dan beberapa pemerintah provinsi.
Perusahaan berusia empat tahun ini juga telah mengembangkan helm pintar untuk digunakan oleh militer Tiongkok. Selain menawarkan perlindungan kepala, fungsi helm berteknologi tinggi ini meliputi pemantauan AR, telekomunikasi, night vision dan geolokasi.
Xloong mengatakan telah menandatangani kontrak senilai "puluhan juta yuan" untuk memasok helm ke perusahaan pertahanan milik negara China North Industries Group. Xloong mengatakan memiliki klien tingkat negara bagian lainnya termasuk China Aerospace Science and Industry Corporation dan Kementerian Keamanan Publik.
Pada 2017, China menghabiskan US$ 184 miliar untuk keamanan dalam negeri, di mana hampir US$ 150 miliar dihabiskan untuk pertahanan eksternal, menurut Kementerian Keuangan China.
China memiliki 176 juta kamera pengintai yang beroperasi di area publik dan pribadi pada 2017, menurut perusahaan riset pasar IHS Markit. Sementara AS hanya punya 50 juta kamera pengintai.
Selain aplikasi memerangi kejahatan dan pertahanan, perusahaan membuat headset untuk keperluan sipil dalam industri termasuk pariwisata, real estat dan perawatan kesehatan, serta menjual langsung ke konsumen.
Pada 2016, Xloong merilis versi olahraga dari kacamata AR yang mendukung videografi dan Bluetooth, dan dapat memproyeksikan peta digital untuk pelari dan pengendara sepeda. Headset dijual di platform e-commerce seperti Tmall dan JD.com dari Alibaba Group Holding, serta di rantai ritel offline seperti Suning.
Seorang juru bicara Xloong mengatakan perusahaan telah menandatangani kontrak dengan beberapa mitra di Asia Tenggara. Dia menolak untuk mengungkapkan nama-nama mitra ini atau mengidentifikasi proyek yang sedang berjalan. Juru bicara itu menambahkan bahwa Xloong memiliki rencana untuk ekspansi AS, tetapi menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.
(roy/prm) Next Article Perintah Xi Jinping: Driver Ojol Food Delivery Dapat Gaji UMR
Sebuah startup augmented reality (AR) yang berbasis di Beijing, Xloong mengklaim telah menciptakan seperangkat kacamata pintar untuk polisi Tiongkok pada 2017. Saat mengenakan kacamata AR, polisi dapat mengakses informasi wajah, kartu identitas, dan plat kendaraan real-time yang terhubung dengan basis data nasional.
Perusahaan mengatakan kacamata AR "meningkatkan efisiensi dalam menemukan tersangka kriminal". Kacamata tersebut sudah digunakan oleh otoritas penegak hukum di bandara dan stasiun inspeksi jalan raya, kata perusahaan itu dalam selebaran. Enam biro keamanan publik setempat juga menggunakan headset Xloong, termasuk yang ada di Beijing, Tianjin, dan wilayah otonomi Xinjiang Uygur.
Xloong mengatakan telah menandatangani kontrak senilai "puluhan juta yuan" untuk memasok helm ke perusahaan pertahanan milik negara China North Industries Group. Xloong mengatakan memiliki klien tingkat negara bagian lainnya termasuk China Aerospace Science and Industry Corporation dan Kementerian Keamanan Publik.
Pada 2017, China menghabiskan US$ 184 miliar untuk keamanan dalam negeri, di mana hampir US$ 150 miliar dihabiskan untuk pertahanan eksternal, menurut Kementerian Keuangan China.
![]() |
China memiliki 176 juta kamera pengintai yang beroperasi di area publik dan pribadi pada 2017, menurut perusahaan riset pasar IHS Markit. Sementara AS hanya punya 50 juta kamera pengintai.
Selain aplikasi memerangi kejahatan dan pertahanan, perusahaan membuat headset untuk keperluan sipil dalam industri termasuk pariwisata, real estat dan perawatan kesehatan, serta menjual langsung ke konsumen.
Pada 2016, Xloong merilis versi olahraga dari kacamata AR yang mendukung videografi dan Bluetooth, dan dapat memproyeksikan peta digital untuk pelari dan pengendara sepeda. Headset dijual di platform e-commerce seperti Tmall dan JD.com dari Alibaba Group Holding, serta di rantai ritel offline seperti Suning.
Seorang juru bicara Xloong mengatakan perusahaan telah menandatangani kontrak dengan beberapa mitra di Asia Tenggara. Dia menolak untuk mengungkapkan nama-nama mitra ini atau mengidentifikasi proyek yang sedang berjalan. Juru bicara itu menambahkan bahwa Xloong memiliki rencana untuk ekspansi AS, tetapi menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.
(roy/prm) Next Article Perintah Xi Jinping: Driver Ojol Food Delivery Dapat Gaji UMR
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular