
DeepSeek Diserang Hacker, Pengguna Baru Sulit Mendaftar

Jakarta, CNBC Indonesia - DeepSeek, startup AI asal China yang membuat heboh dunia kecerdasan buatan (AI) beberapa waktu terakhir, mengaku mengalami serangan siber dengan skala bensar, hingga menutup pendaftaran bagi pengguna baru.
"Karena serangan jahat berskala besar pada layanan DeepSeek, kami untuk sementara waktu membatasi pendaftaran untuk memastikan kelangsungan layanan," kata perusahaan itu dalam halaman laporan, dikutip dari The Guardian, Rabu (29/1/2025).
"Pengguna yang sudah ada dapat masuk seperti biasa. Terima kasih atas pengertian dan dukungan Anda," imbuh keterangan tersebut.
Para pengguna yang mencoba mendaftar untuk membuat akun akan mendapatkan pesan serupa, yang menyatakan "pendaftaran mungkin sedang sibuk" dan mereka harus menunggu dan mencoba lagi.
Aplikasi DeepSeek adalah asisten AI yang mirip dengan chatbot ChatGPT milik OpenAI. Berita tentang kenaikan aplikasi ini di AS, dan kemampuannya untuk mengungguli saingan-saingannya di Amerika dengan biaya yang lebih murah, membuat saham-saham perusahaan teknologi jatuh pada awal pekan ini.
Nvidia, pembuat chip AI dan perusahaan AS yang paling bernilai, sahamnya anjlok 13,6% pada awal perdagangan, menghapus sekitar US$500 miliar kapitalisasi pasar.
Beberapa investor teknologi terkesan dengan seberapa cepat DeepSeek mampu menciptakan asisten AI yang hampir menyamai Google dan OpenAI dengan harga sekitar US$5 juta. Sementara perusahaan AI lainnya menghabiskan miliaran dolar untuk hasil yang sama, terutama di China yang berada di bawah pengawasan ekspor chip yang ketat yang membatasi akses DeepSeek terhadap kekuatan komputasi.
Keberhasilan model dengan anggaran rendah ini dapat mengancam keunggulan AS di pasar AI.
"Deepseek R1 adalah momen Sputnik-nya AI," tulis investor Marc Andreessen di X.
Dengan mengusung tema 'Sputnik', Vivek Ramaswamy menulis "Momen seperti Sputnik adalah hal yang baik. Kita tidak perlu panik, kita hanya perlu bangun."
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AI China Bikin Amerika Ketar-Ketir, Ini Bukti Nyatanya