Bukan Motor & Mobil, Mitra GrabFood Ini Andalkan Kursi Roda
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
29 April 2019 16:19
Jakarta, CNBC Indonesia- Meski memiliki keterbatasan ini, tidak membuat Sumaiyah Ghazali menyerah. Malahan dia kini aktif bekerja sebagai kurir GrabFood di Singapura.
Meski bukan dari keluarga yang kekurangan, Sumaiyah tidak ingin terus tergantung pada keluarganya. Wanita 40 tahun ini sebenarnya memiliki adik-adik yang memiliki pekerjaan bagus dan bisa menanggung biaya hidupnya. Tapi dia bertekad mandiri, dan tetap memilih bekerja sebagai pengantar makanan.
"Sekurang-kurangnya ketika saya bekerja, saya dapat memberi makanan kepada ibu bapak. Jika saya tidak bekerja dan hanya adik-beradik saya bekerja, saya merasa tidak membantu," kata Sumaiyah dilansir dari detik.com, Senin (29/04/2019).
Sumaiyah lahir dalam kondisi sungsang dan mengidap cerebral palsy. Sebelum menjadi mitra GrabFood Singapura, Sumaiyah pernah menekuni profesi lain. Dia pernah menjadi karyawan kantoran.
"Jari-jari saya sebenarnya lemah jadi kadang-kadang kertas akan jatuh ke mana-mana di lantai dan kemudian orang biasa tidak sabar," katanya.
Dia menyadari, banyak orang biasa tidak bisa bersabar dengan kondisinya. Tetapi bekerja sebagai mitra GrabFood juga tidak terlepas dari tantangan, terutama dengan kondisi yang dialaminya. Apalagi, Sumaiyah dituntut tepat waktu seperti mitra GrabFood lainnya. Namun dia tidak menyerah, dan berupaya mengantar makanan secepat mungkin.
"Saya akan coba mengantar makanan secepat mungkin, terima kasih!," pungkas Sumaiyah.
Seringkali Sumaiyah menerima aduan karena terlambat mengantarkan makanan. Namun setelah tiba di lokasi, sang pelanggan berubah hati setelah melihatkan keadaannya.
Dia mengharapkan kepada para pelanggan untuk bersabar dengannya dan meminta kerjasama mereka.
(dob/dob) Next Article Dengan Teknologi, Grab Bantu Bajay Tetap Eksis di Jakarta
Meski bukan dari keluarga yang kekurangan, Sumaiyah tidak ingin terus tergantung pada keluarganya. Wanita 40 tahun ini sebenarnya memiliki adik-adik yang memiliki pekerjaan bagus dan bisa menanggung biaya hidupnya. Tapi dia bertekad mandiri, dan tetap memilih bekerja sebagai pengantar makanan.
"Sekurang-kurangnya ketika saya bekerja, saya dapat memberi makanan kepada ibu bapak. Jika saya tidak bekerja dan hanya adik-beradik saya bekerja, saya merasa tidak membantu," kata Sumaiyah dilansir dari detik.com, Senin (29/04/2019).
Sumaiyah lahir dalam kondisi sungsang dan mengidap cerebral palsy. Sebelum menjadi mitra GrabFood Singapura, Sumaiyah pernah menekuni profesi lain. Dia pernah menjadi karyawan kantoran.
"Jari-jari saya sebenarnya lemah jadi kadang-kadang kertas akan jatuh ke mana-mana di lantai dan kemudian orang biasa tidak sabar," katanya.
Dia menyadari, banyak orang biasa tidak bisa bersabar dengan kondisinya. Tetapi bekerja sebagai mitra GrabFood juga tidak terlepas dari tantangan, terutama dengan kondisi yang dialaminya. Apalagi, Sumaiyah dituntut tepat waktu seperti mitra GrabFood lainnya. Namun dia tidak menyerah, dan berupaya mengantar makanan secepat mungkin.
"Saya akan coba mengantar makanan secepat mungkin, terima kasih!," pungkas Sumaiyah.
Seringkali Sumaiyah menerima aduan karena terlambat mengantarkan makanan. Namun setelah tiba di lokasi, sang pelanggan berubah hati setelah melihatkan keadaannya.
Dia mengharapkan kepada para pelanggan untuk bersabar dengannya dan meminta kerjasama mereka.
(dob/dob) Next Article Dengan Teknologi, Grab Bantu Bajay Tetap Eksis di Jakarta
Most Popular