Toyota & SoftBank Suntik Uber Rp 14 T! Buat Apa?

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
19 April 2019 09:43
Raksasa otomotif asal Jepang, Toyota, dan dana investasi Softbank, Vision Fund, mengucurkan investasi US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun kepada Uber.
Foto: Toyota dan SoftBank Vision Fund Suntik Uber Rp 14 triliun, Jumat (19/4/2019). (Foto: Uber)
Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa otomotif asal Jepang, Toyota, dan dana investasi Softbank, Vision Fund, mengucurkan investasi US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun kepada Uber. Dana segar itu akan digunakan untuk mengembangkan layanan berbagi transportasi tanpa pengemudi.

Mengutip AFP, Jumat (19/4/2019), tak hanya Toyota dan Vision Fund, pembiayaan ini juga melibatkan DENSO, perusahaan penyedia suku cadang yang juga berasal dari Jepang. Nantinya investasi ini akan diarahkan ke divisi Teknologi Uber Group.


"Ini dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat pengembangan dan komersialisasi layanan ridesharing otomatis," kata perusahaan-perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan.

Toyota dan DENSO setidaknya mengumpulkan US$ 667 juta atau sekitar Rp 9 triliun. Sementara investor lainnya yaitu Softbank Vision Fund, yang merupakan cabang investasi dari taipan Jepang, Masayoshi Son, akan menggelontorkan US$ 333 juta atau sekitar Rp 4,6 triliun.

Sebelumnya, Toyota pernah menyuntikkan dana US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun, kepada Uber ketika layanan berbagi transportasi asal Amerika Serikat (AS) itu tengah berkompetisi dengan Waymo yang merupakan perusahaan pengembangan teknologi kendaraan tanpa supir milik Google.

Toyota & Softbank Suntik Uber Rp 14 T! Buat Apa?Foto: Toyota dan SoftBank Vision Fund Suntik Uber Rp 14 triliun, Jumat (19/4/2019). (Foto: Uber)

CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan mobil tanpa pengemudi akan mengubah transportasi seperti yang saat ini kita ketahui.

"...membuat jalan-jalan kita lebih aman dan kota-kota kita lebih nyaman untuk ditinggali," katanya.

Uber bertujuan untuk bisa menjadi "Amazon-nya Transportasi" yang menyediakan berbagai macam moda layanan, tak hanya mobil.


Jika semua berjalan sesuai rencana, masyarakat bisa mengendarai e-skuter ke stasiun sebagai salah satu cara untuk transit, kemudian naik kereta api, melanjutkan dengan e-sepeda, berbagi tumpangan atau naik e-skuter lagi di stasiun untuk menyelesaikan perjalanan. Semuanya itu bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi Uber di smartphone.

Uber juga melihat pertumbuhan layanan pesan-antar makanan. Ini memungkinkan pengemudi bisa menghasilkan uang dengan cara lainnya, yaitu mengirimkan makanan yang dipesan dari restoran-restoran.

Saksikan video mengenai Uber berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]


(prm) Next Article Softbank Tunggu Jatah Dewan Direksi di Uber, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular