Startup

Telkom Garap Cloud Gaming Lewat GameQoo, Mirip Google Stadia

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
09 April 2019 16:37
Persaingan dengan Google Stadia
Foto: REUTERS/Beawiharta
Ditanya tentang Google Stadia, Azzam mengatakan ini jelas sebuah tantangan. "Namun ketika dia muncul Saya lihat mereka live di daerah mana, apakah mereka mengincar Asia? Ternyata saat ini cuma di Eropa dan AS saja."

"Saya sudah tahu kalau Google, Microsoft, dan Tencent mengembangkan ini sejak lama," kata Azzam. "Tapi kita pede karena kerjasama dengan Intel dari server dan Telkom dari segi network."

"Selain itu Google Stadia persyaratan (internet minimal) nya kan 20 mbps, sedangkan kita 4 mbps," tambahnya . "Karena kita gim-nya lebih dedicated dan bisa setting bandwidth. Jadi yang penting spesifikasi bandwith internet yang menentukan low atau high setting."

Hingga saat ini Google juga belum mengumumkan secara lengkap mulai dari harga hingga spesifikasi detil tentang platform gamingnya tersebut.

"Kita sudah cek semua provider di semua daerah di Indonesia pada fase 1 dan 2. Rata-rata provider internet menyediakan minimal 10 mbps," kata Anita. "Kita maksimum 16 mbps itu untuk full HD dan 60 fps"

Ia menjelaskan bahwa pemasukkan gim mayoritas lari ke luar negeri.

"Apa yang masuk ke kita? Hampir tidak ada," ujarnya.

"Cloud gaming harus ada di Indonesia. Karena revenue gim cuma 1,8% yang masuk Indonesia," kata Azzam. "Karena server gim ga ada yang di Indonesia, publisher gim luar negeri semua karena orang kita ga berani buat bikin gim AAA (gim spesifikasi tinggi), steam dan walletnya juga di luar semua."

Banyak nya justru income game dari iklan saja," kata Anita. "Banyak developer mobile (Indonesia) hidupnya hanya dari iklan."


(roy/roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular