
Startup
Telkom Garap Cloud Gaming Lewat GameQoo, Mirip Google Stadia
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
09 April 2019 16:37

Bisnis cloud gaming memang cukup menjanjikan. Anita menjelaskan bahwa terdapat pasar 40-60 juta gamer dari 2017 hingga 2019. 3 tahun beroperasi, perusahaan telah memiliki 14 orang karyawan dan memiliki 6 rak server yang terdiri dari 3 rak server lama dan 3 rak server yang diperbaharui pada 2018, per server terdiri 5-9 server.
Hingga saat ini GameQoo telah berhasil menjaring 40 ribu dari HSI dan 17-18 ribu dengan total pengguna sebanyak 58 ribu yang terdaftar. Gim yang tersedia di playground gameQoo sudah lebih dari 47+ dan akan bertambah 1 game setiap minggunya.
Namun, mengembangkan bisnis bisnis cloud gaming ternyata tak murah. Butuh peralatan tim, server, data center, software, network, bandwitch, lisensi gim dari publisher, pajak, dan kondisi infrasuktur serta edukasi terhadap target pasar. Manajemen mengaku sudah menghabiskan dana miliran rupiah untuk bisnis ini.
Secara umum, Azzam menjelaskan bahwa cloud gaming terbagi menjadi 2 jenis. Pertama yang seperti GameQoo yang menyediakan virtual machine dan gim yang tidak perlu di install gim. Kedua yang hanya menyediakan virtual machine dan gim nya harus tetap dibeli terlebih dahulu.
Saat ini, GameQoo secara garis besar memiliki 3 jenis paket harga untuk customer: yaitu Rp 50.000, Rp 100.000 dan dan 150.000 (premium).
Lalu bagaimana cara bisnis ini mendapatkan kuntungan? Ada beberapa pihak yang mendapat keuntungan dalam model bisnis GameQoo yaitu penyedia server (intel), data center (telkom) dan publisher gim. Untuk pembagian kepada publisher gim terbagi menjadi 2 bagian yaitu pembagian fixed dan bonus. Bonus dihitung dari waktu yang dihabuskan pengguna di gim tersebut.
(roy/roy)
Hingga saat ini GameQoo telah berhasil menjaring 40 ribu dari HSI dan 17-18 ribu dengan total pengguna sebanyak 58 ribu yang terdaftar. Gim yang tersedia di playground gameQoo sudah lebih dari 47+ dan akan bertambah 1 game setiap minggunya.
Namun, mengembangkan bisnis bisnis cloud gaming ternyata tak murah. Butuh peralatan tim, server, data center, software, network, bandwitch, lisensi gim dari publisher, pajak, dan kondisi infrasuktur serta edukasi terhadap target pasar. Manajemen mengaku sudah menghabiskan dana miliran rupiah untuk bisnis ini.
Saat ini, GameQoo secara garis besar memiliki 3 jenis paket harga untuk customer: yaitu Rp 50.000, Rp 100.000 dan dan 150.000 (premium).
Lalu bagaimana cara bisnis ini mendapatkan kuntungan? Ada beberapa pihak yang mendapat keuntungan dalam model bisnis GameQoo yaitu penyedia server (intel), data center (telkom) dan publisher gim. Untuk pembagian kepada publisher gim terbagi menjadi 2 bagian yaitu pembagian fixed dan bonus. Bonus dihitung dari waktu yang dihabuskan pengguna di gim tersebut.
(roy/roy)
Next Page
Persaingan dengan Google Stadia
Pages
Most Popular