Ada Fintech, Morgan Stanley: Pembayaran Digital RI Rp 700 T

Roy Franedya, CNBC Indonesia
21 February 2019 11:13
Meski berpotensi besar, pasar pembayaran digital Indonesia masih kalah dari India.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar pembayaran digital Indonesia akan tembus US$50 miliar atau setara Rp 700 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.000) di 2027. Hal ini merupakan hasil penelitian Morgan Stanley AlphaWise yang disusun Mulya Chandra dan Yulinda Hartanto, seperti dikutip Kamis (21/2/2019).

Meski proyeksi ini besar namun, angka ini turun dari proyeksi sebelumnya sebesar US$70 miliar. Penurunan proyeksi berdasarkan hasil survei di mana responden Morgan Stanley mengaku rata-rata mengalami float sebesar 5% dari transaksi tahunan di akun e-money, jauh lebih rendah dari asumsi sebelumnya, yaitu 100-130%.


Berdasarkan hasil survei, pada 2018 transaksi e-money meningkat empat kali lipat menjadi Rp 47,2 triliun. Hal tersebut setara dengan Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (CAGR) 5 tahun terakhir, yaitu sebesar 75% dan pangsa pasar e-money sebesar 7,3% dari transaksi non tunai, menempatkan Indonesia empat tahun di belakang India.

"Fintech memimpin ruang pembayaran digital, melampaui bank, e-commerce dan perusahaan telekomunikasi. Sistem pembayaran tekfin oleh Gojek dan Ovo memimpin jika dibandingkan dengan pembayaran digital oleh e-commerce seperti TokoCash, ShopeePay dan BukaDompet," ujar Morgan Stanley dalam risetnya.

Meski fintech cukup dominan, keadaan ini tidak terlalu mengganggu untuk bank daripada yang diduga sebelumnya, terutama pada rendahnya retensi float pengguna. Namun, dengan volume transaksi yang berkembang pesat, pembayaran digital tekfin tetap menjadi disrupsi yang potensial

Beberapa faktor yang menurut Morgan Stanley dapat membuat fintech menjadi lebih disruptif untuk bank seperti: ekspansi fitur e-money oleh regulator, meningkatnya keterbukaan merchant untuk penggunaan fintech dan konversi lebih cepat dari uang tunai ke non-tunai, mengingat fintech lebih unggul dari bank dalam hal kemudahan penggunaan.

Saksikan video tentang ketatnya persaingan pasar pembayaran digital di bawah ini:

[Gambas:Video CNBC]


(roy/wed) Next Article Apakah Dana di Dompet Digital & Uang Elektronik Dijamin LPS?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular