
Rilis Ponsel Lipat Rp 27,8 Juta, Saham Samsung Anjlok 1,49%!
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 February 2019 11:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Kospi melemah paling dalam jika dibandingkan dengan indeks saham utama lainnya di kawasan Asia. Hingga berita ini diturunkan, indeks Kospi melemah sebesar 0,21%, lebih dalam dibandingkan indeks Nikkei (-0,13%) dan indeks Straits Times (-0,18%). Sementara itu, indeks Shanghai dan Hang Seng justru ditransaksikan menguat, masing-masing sebesar 0,14% dan 0,18%.
Harga saham Samsung Electronics Co Ltd yang melemah 0,64% menjadi salah satu penyebab loyonya indeks acuan bursa saham Korea Selatan tersebut. Harga saham perusahaan pembesut ponsel pintar nomor 1 di dunia tersebut bahkan sempat anjlok hingga 1,49% ke level KRW 46.200/unit.
Harga saham Samsung jatuh pasca perusahaan merilis generasi baru dari ponsel pintar kelas flagship-nya. Perusahaan merilis 4 model ponsel pintar Galaxy S10, yakni Galaxy S10e, Galaxy S10, Galaxy S10+, dan Galaxy S10 5G dalam gelaran Samsung Galaxy UNPACKED di San Francisco, AS, Rabu (20/2/2019).
Perbedaan yang paling mencolok dari keempat model tersebut ada di ukuran layar. Galaxy S10e memiliki ukuran layar paling kecil yakni 5,8", disusul oleh Galaxy S10 (6,1"), Galaxy S10+ (6,4"), dan Galaxy S10 5G (6,7"). Untuk Galaxy S10 5G, seperti yang sudah digaungkan oleh namanya, ponsel pintar ini akan mendukung konektivitas 5G.
Untuk seluruh model kecuali Galaxy S10e, Samsung membenamkan sebuah teknologi baru yang disebut ultrasonic fingerprint sensor. Teknologi ini memungkinkan Samsung untuk meletakkan sensor sidik jari langsung di bawah layar dengan tingkat kecepatan akses dan tingkat keamanan lebih baik jika dibandingkan dengan pabrikan lain yang juga sudah mengadopasi peletakan sensor sidik jari di bawah layar.
Model paling murah yakni Galaxy S10e akan dijual mulai dari US$ 750. Untuk Galaxy S10 dan Galaxy S10+, Samsung akan melegonya mulai dari US$ 900 dan US$ 1.000. Untuk Galaxy S10 5G, hingga saat ini Samsung belum mengumumkan harga jualnya.
Selain keempat model ponsel pintar tersebut, Samsung juga merilis ponsel pintar yang bisa dilipat dengan nama Galaxy Fold. Galaxy Fold akan mulai dijual pada 26 April dan mendukung konektivitas 5G.
Perangkat ini memiliki bentang layar 4,6" saat dilipat dan 7,3" saat dikonversi menjadi tablet. Ponsel ini dilego Samsung dengan harga mulai dari US$ 1.980 per unitnya atau setara dengan Rp 27,8 juta jika dikonversi menggunakan kurs saat ini (Rp 14.050/dolar AS).
Jika ditotal, ada 5 model ponsel pintar yang dirilis oleh Samsung. Namun, langkah agresif tersebut gagal meyakinkan pelaku pasar bahwa Samsung bisa meningkatkan penjualan dan mengembalikan pangsa pasarnya yang telah direbut oleh pabrikan lain.
Data teranyar dari International Data Corporation (IDC) menunjukkan bahwa sepanjang kuartal-III 2018, Samsung berhasil menjual sebanyak 72,2 juta unit ponsel pintar, anjlok hingga 13,3% jika dibandingkan penjualan periode yang sama tahun 2017 sebanyak 83,3 juta unit. Akibatnya, pangsa pasar Samsung turun menjadi 20,3%, dari yang sebelumnya 22,1%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Samsung Yakin Laba Kuartal III Akan Sentuh Rekor Tertinggi
Harga saham Samsung Electronics Co Ltd yang melemah 0,64% menjadi salah satu penyebab loyonya indeks acuan bursa saham Korea Selatan tersebut. Harga saham perusahaan pembesut ponsel pintar nomor 1 di dunia tersebut bahkan sempat anjlok hingga 1,49% ke level KRW 46.200/unit.
Harga saham Samsung jatuh pasca perusahaan merilis generasi baru dari ponsel pintar kelas flagship-nya. Perusahaan merilis 4 model ponsel pintar Galaxy S10, yakni Galaxy S10e, Galaxy S10, Galaxy S10+, dan Galaxy S10 5G dalam gelaran Samsung Galaxy UNPACKED di San Francisco, AS, Rabu (20/2/2019).
Perbedaan yang paling mencolok dari keempat model tersebut ada di ukuran layar. Galaxy S10e memiliki ukuran layar paling kecil yakni 5,8", disusul oleh Galaxy S10 (6,1"), Galaxy S10+ (6,4"), dan Galaxy S10 5G (6,7"). Untuk Galaxy S10 5G, seperti yang sudah digaungkan oleh namanya, ponsel pintar ini akan mendukung konektivitas 5G.
Model paling murah yakni Galaxy S10e akan dijual mulai dari US$ 750. Untuk Galaxy S10 dan Galaxy S10+, Samsung akan melegonya mulai dari US$ 900 dan US$ 1.000. Untuk Galaxy S10 5G, hingga saat ini Samsung belum mengumumkan harga jualnya.
Selain keempat model ponsel pintar tersebut, Samsung juga merilis ponsel pintar yang bisa dilipat dengan nama Galaxy Fold. Galaxy Fold akan mulai dijual pada 26 April dan mendukung konektivitas 5G.
Perangkat ini memiliki bentang layar 4,6" saat dilipat dan 7,3" saat dikonversi menjadi tablet. Ponsel ini dilego Samsung dengan harga mulai dari US$ 1.980 per unitnya atau setara dengan Rp 27,8 juta jika dikonversi menggunakan kurs saat ini (Rp 14.050/dolar AS).
Jika ditotal, ada 5 model ponsel pintar yang dirilis oleh Samsung. Namun, langkah agresif tersebut gagal meyakinkan pelaku pasar bahwa Samsung bisa meningkatkan penjualan dan mengembalikan pangsa pasarnya yang telah direbut oleh pabrikan lain.
Data teranyar dari International Data Corporation (IDC) menunjukkan bahwa sepanjang kuartal-III 2018, Samsung berhasil menjual sebanyak 72,2 juta unit ponsel pintar, anjlok hingga 13,3% jika dibandingkan penjualan periode yang sama tahun 2017 sebanyak 83,3 juta unit. Akibatnya, pangsa pasar Samsung turun menjadi 20,3%, dari yang sebelumnya 22,1%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Samsung Yakin Laba Kuartal III Akan Sentuh Rekor Tertinggi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular