Startup

Tak Ekspansi ke RI, Tiga Startup ASEAN Sulit Jadi Unicorn

Roy Franedya, CNBC Indonesia
18 February 2019 10:45
Cara cepat jadi unicorn di Asia Tenggara, garap pasar Indonesia.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Para warganet (netizen) sedang ramai membicarakan tentang startup unicorn di Indonesia. Hal ini karena pertanyaan yang dilontarkan calon presiden Nomor urut 01 Joko Widodo kepada calon presiden Nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Dalam hajatan debat calon presiden (Capres) kemarin (17/2/2019) Jokowi melontarkan pertanyaan infrastuktur apa yang akan dibangun Prabowo untuk mendukung pengembangan unicorn di Indonesia.

Prabowo sempat bertanya balik justru. "Yang bapak maksud unicorn? unicorn? yang apa itu online-online itu?" tanya Prabowo dalam debat kedua yang diselenggarakan KPU di Hotel Sultan, Minggu (17/2/2019).

Istilah unicorn memang tidak terlalu sering terdengar oleh masyarakat awam. Namun, istilah ini cukup populer di kalangan para pelaku perusahaan rintisan (startup) digital. Unicorn merupakan julukan kepada startup yang memiliki nilai perusahaan lebih dari US$1 miliar atau setara Rp 14 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.000).

Nilai perusahaan ini dihitung dari jumlah pelanggan dan pengguna langsung, potensi pelanggan dan pengguna serta gambaran pasarnya ke depan. Meski bervaluasi unicorn adalah startup yang masih membukukan kerugian. Mereka masih fokus mengembangkan bisnis untuk menjadi pemain utama di pasar.


Di Asia Tenggara, saat ini baru ada tujuh startup unicorn. Dari Indonesia ada Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak dan Traveloka. Sisanya Grab dan SEA asal Singapura dan Revolution Precrafted asal Filipina.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengatakan ketiga perusahaan startup tersebut tidak akan menjadi unicorn bila tidak beroperasi di Indonesia.

Tak Ekspansi ke RI, Tiga Startup Ini Sulit Jadi UnicornFoto: Aristya Rahadian Krisabella

"Unicorn Singapura dan Malaysia memiliki kontributor adalah Indonesia. Grab kalau tidak ada indonesia tidak jadi unicorn. Begitu pula Singapura kalau tidak ada Indonesia tidak jadi unicorn," ujar Rudiantara, saat berkunjung ke kantor Trans Media, Kamis (19/7/2018).

Indonesia memang pasar yang penting bagi SEA asal Singapura, yang memiliki perusahaan games dan hiburan Garena dan e-commerce Shopee. Adapun Grab menjadi satu dari dua transportasi online terbesar di Indonesia. Grab pun telah berkembang menjadi layanan financial technology (fintech).

Tonton video tentang pendiri startup besar di Indonesia di bawah ini:

[Gambas:Video CNBC]

(roy/miq) Next Article Jangan Takabur, Startup Ini Bangkrut Meski Berstatus Unicorn

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular