
Startup
Uber China Ini Akan Pecat 2.000 Karyawan, Kenapa?
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
15 February 2019 16:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa ride-hailing China, Didi Chuxing, berencana memberhentikan sekitar 2.000 orang atau 15% dari tenaga kerjanya tahun ini, kata sumber yang mengetahui situasi tersebut, Jumat (15/02/2019).
Kabar ini mengonfirmasi laporan media China sebelumnya bahwa CEO Didi Cheng Wei mengatakan dalam pertemuan internal hari Jumat bahwa perusahaan sedang bersiap menghadapi masa-masa sulit.
Didi menolak untuk berkomentar kepada CNBC International.
Didi juga berencana mempekerjakan sekitar 2.500 karyawan tahun ini di bidang-bidang seperti keselamatan, teknologi, dan operasi manajemen offline, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Hal itu akan membuat jumlah karyawan perusahaan di akhir tahun 2019 menjadi sekitar 13.000, yang akan setara dengan kepegawaian pada akhir 2018.
Didi adalah salah satu startup paling berharga di dunia dan membeli bisnis Uber di China pada tahun 2016.
Pada Rabu lalu, situs berita teknologi China 36kr, mengutip bocoran laporan keuangan internal, mengatakan Didi merugi 10,9 miliar yuan (US$1,6 miliar/Rp 22 triliun) tahun lalu dan menghabiskan 11,3 miliar yuan untuk subsidi pengemudi.
Angka itu naik tajam dari kerugian perusahaan di tahun 2017 sebesar 2,5 miliar yuan, menurut laporan itu.
Saksikan video mengenai startup di Indonesia berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article 'Robo Taxi' Ala Didi Chuxing
Kabar ini mengonfirmasi laporan media China sebelumnya bahwa CEO Didi Cheng Wei mengatakan dalam pertemuan internal hari Jumat bahwa perusahaan sedang bersiap menghadapi masa-masa sulit.
Didi menolak untuk berkomentar kepada CNBC International.
![]() |
Hal itu akan membuat jumlah karyawan perusahaan di akhir tahun 2019 menjadi sekitar 13.000, yang akan setara dengan kepegawaian pada akhir 2018.
Didi adalah salah satu startup paling berharga di dunia dan membeli bisnis Uber di China pada tahun 2016.
Pada Rabu lalu, situs berita teknologi China 36kr, mengutip bocoran laporan keuangan internal, mengatakan Didi merugi 10,9 miliar yuan (US$1,6 miliar/Rp 22 triliun) tahun lalu dan menghabiskan 11,3 miliar yuan untuk subsidi pengemudi.
Angka itu naik tajam dari kerugian perusahaan di tahun 2017 sebesar 2,5 miliar yuan, menurut laporan itu.
Saksikan video mengenai startup di Indonesia berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article 'Robo Taxi' Ala Didi Chuxing
Most Popular