
Internasional
Bank Sentral Terbitkan Uang Digital, Ekonomi Terancam
Roy Franedya, CNBC Indonesia
08 February 2019 16:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Para peneliti dari bank sentral Korea Selatan atau Bank of Korea (BoK) menyatakan menerbitkan uang digital bank sentral (CBDC) bisa memberikan konsekuensi negatif bagi perekonomian.
Pada Kamis (7/2/2019), BoK menerbitkan sebuah studi dengan menggunakan model khusus untuk mengecek dampak penerbitan uang digital bank sentral terhadap likuiditas di bank-bank komersial.
Penelitian tersebut menunjukkan ketika masyarakat bisa mengakses mata uang digital secara langsung, simpanan atau cadangan bisa tergerus, dan membuat bank kekurangan uang tunai, menurut laporan BoK yang dikutip Coindesk, Jumat (8/2/2019).
"Hal Ini memiliki efek negatif pada stabilitas keuangan, yang bisa meningkatkan kepanikan di bank di mana bank komersial menghadapi kekurangan cadangan uang tunai untuk membayar para deposan."
Menurut CoinDesk Korea Selatan, salah satu penulis laporan Kwon Oh-Ik mengatakan jika CBDC dikeluarkan, "langkah-langkah tambahan harus diambil sehingga tidak memengaruhi stabilitas keuangan."
Pada bulan Juni 2018, BoK mengatakan penerbitan CBDC dapat menimbulkan "moral hazard" dengan mempengaruhi kebijakan moneter dan mengganggu kestabilan ekonomi.
Bank of International Settlements (BIS), yang dikenal sebagai bank sentralnya bank sentral, pada musim semi lalu memperingatkan, jika bank sentral negara mana pun ingin mengembangkan dan meluncurkan CBDC, bank tersebut harus "dengan hati-hati" mengatisipasi implikasinya, terutama karena berhubungan dengan kebijakan moneter dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Di sisi lain, Christine Lagarde, Managing director dan ketua Dana Moneter Internasional (IMF) telah mendorong "penjelajahan" CBDC mengingat berkurangnya permintaan uang tunai dan meningkatnya preferensi untuk uang digital.
Simak video mengenai penerbitan uang digital berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm) Next Article Bitcoin Kian Populer, Bank Sentral Dunia Bikin Perlawanan Ini
Pada Kamis (7/2/2019), BoK menerbitkan sebuah studi dengan menggunakan model khusus untuk mengecek dampak penerbitan uang digital bank sentral terhadap likuiditas di bank-bank komersial.
Penelitian tersebut menunjukkan ketika masyarakat bisa mengakses mata uang digital secara langsung, simpanan atau cadangan bisa tergerus, dan membuat bank kekurangan uang tunai, menurut laporan BoK yang dikutip Coindesk, Jumat (8/2/2019).
Menurut CoinDesk Korea Selatan, salah satu penulis laporan Kwon Oh-Ik mengatakan jika CBDC dikeluarkan, "langkah-langkah tambahan harus diambil sehingga tidak memengaruhi stabilitas keuangan."
Pada bulan Juni 2018, BoK mengatakan penerbitan CBDC dapat menimbulkan "moral hazard" dengan mempengaruhi kebijakan moneter dan mengganggu kestabilan ekonomi.
Bank of International Settlements (BIS), yang dikenal sebagai bank sentralnya bank sentral, pada musim semi lalu memperingatkan, jika bank sentral negara mana pun ingin mengembangkan dan meluncurkan CBDC, bank tersebut harus "dengan hati-hati" mengatisipasi implikasinya, terutama karena berhubungan dengan kebijakan moneter dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Di sisi lain, Christine Lagarde, Managing director dan ketua Dana Moneter Internasional (IMF) telah mendorong "penjelajahan" CBDC mengingat berkurangnya permintaan uang tunai dan meningkatnya preferensi untuk uang digital.
Simak video mengenai penerbitan uang digital berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm) Next Article Bitcoin Kian Populer, Bank Sentral Dunia Bikin Perlawanan Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular