Keren! Startup Jepang ini Bikin Hujan Meteor Buatan

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
22 January 2019 12:08
Startup Jepang yang berbasis di Tokyo, Astro Live Experiences (ALE), ingin menerangi langit dengan cahaya yang bersumber hujan meteor buatan.
Foto: Astro Live Experiences (ALE) Star-ale.com
Tokyo, CNBC Indonesia - Startup Jepang yang berbasis di Tokyo, Astro Live Experiences (ALE), ingin menerangi langit dengan cahaya yang bersumber hujan meteor buatan. Mengklaim sebagai perusahaan "hiburan ruang angkasa", ALE telah menghabiskan tujuh tahun untuk menyempurnakan teknologi satelit demi dari pertunjukan buatan tersebut.

"Sky Canvas, proyek bintang jatuh buatan pertama di dunia, bertujuan untuk menyatukan orang-orang di seluruh dunia untuk menyaksikan pengalaman kolektif yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata situs web ALE. "Menggunakan ruang sebagai panggung kami, kami akan terus berupaya menghadirkan tingkat hiburan baru."

Pada Kamis (17/1/2019), roket Epsilon-4, telah diluncurkan dari JAXA Uchinoura Space Center di Jepang untuk menguji versi skala kecil proyek ALE.

Untuk membuat pertunjukan meteor, sebuah satelit diisi hingga 400 "partikel". Partikel kecil ini berukuran hanya satu sentimeter dan dirancang jatuh sangat lambat dan bersinar sangat terang. Setelah satelit mencapai orbit bumi yang rendah, sekitar 250 mil di atas tanah, perangkat akan memuntahkan partikel sekitar 4 mil per detik.

Partikel-partikel ini akan melakukan perjalanan keliling bumi dan, begitu mereka memasuki kembali atmosfer, kapsul-kapsul itu akan memanas dan larut. Lalu membuat aliran bintang jatuh buatan selama delapan detik.

"Dibandingkan dengan yang alami, meteor kami lebih masif dan perjalanan melalui atmosfer lebih lambat, yang memungkinkan mereka diamati untuk waktu yang lebih lama," kata Hiroki Kajihara dari ALE dilansir dari Wired.



Perusahaan memastikan kapsul sepenuhnya akan terbakar antara 37 dan 50 mil dari tanah. Hal itu aman di atas jajaran penerbangan komersial sejauh enam mil.

Terlepas dari hasil pengujian pada Kamis (17/1/2019), hujan meteor buatan resmi pertama tidak akan berlangsung hingga tahun 2020. Tetapi jika semuanya berjalan dengan baik, hujan meteor buatan bisa menjadi seperti kembang api dengan ALE yang menjual layanan satelitnya ke taman hiburan, festival musik dan kota di seluruh dunia.

"Saya berharap meteor buatan manusia kita akan membantu mengungkap penemuan baru dalam sains," Lena Okajima, pendiri ALE, mengatakan kepada Wired. "Mereka (meteor) akan mengumpulkan dan menghibur orang-orang di bawah langit malam."

[Gambas:Video CNBC]
(miq/gus) Next Article Di Jepang 'Cuma' Ada 2 Unicorn, Tapi Tunggu Dulu...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular