Internasional

Penutupan Pemerintah AS Bikin Startup Gagal IPO

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
14 January 2019 11:43
Startup yang ingin melakukan IPO di kuartal pertama tahun ini tidak dapat memulai proses pendaftaran sampai pemerintah dibuka kembali sepenuhnya.
Foto: Trader bekerja di lantai di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS, 4 Desember 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun ini mungkin menjadi tahun yang mengecewakan bagi berbagai perusahaan rintisan atau startup yang berencana go public.

Mereka yang ingin melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) pada kuartal pertama terjebak dalam ketidakpastian dan tidak dapat memulai proses pendaftaran sampai pemerintah dibuka kembali sepenuhnya.

Penutupan Pemerintah AS Bikin Startup Gagal IPOFoto: Demo Karyawan Federal AS. (Reuters/Carlo Barria)

Perusahaan seperti Airbnb, Uber, Lyft, Pinterest, dan Slack semuanya memberi sinyal akan melakukan IPO tahun ini.

Sementara perusahaan-perusahaan itu telah menarik valuasi bernilai miliaran dolar melalui investasi modal ventura dan kepemilikan saham besar oleh investor raksasa, seperti Softbank, beberapa startup yang lebih kecil yang mengandalkan hasil IPO sebagai sumber pendanaan mereka selanjutnya kemungkinan tidak dapat menunggu.

Ryan Gilbert, partner di Propel Venture Partners, mengatakan efek jangka panjang dari penutupan sebagian pemerintah mulai terasa di Silicon Valley. Kalender IPO terlihat kosong di kuartal pertama dan penundaan ini pasti memiliki dampak kumulatif.


"Perusahaan kecil yang tidak dapat mengakses modal dari Softbanks, atau dana US$100 miliar dari dunia, membutuhkan IPO sebagai tahap selanjutnya dari proses penggalangan dana," kata Gilbert kepada CNBC International.

"Jika mereka tidak dapat mengakses pasar saham publik, mereka harus kembali ke pembiayaan yang ada dan jika IPO adalah satu-satunya jalan mereka, mereka mungkin harus mengurangi aktivitas operasional," tambahnya, dilansir dari CNBC International, Senin (14/1/2019).

Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) adalah lembaga yang bertugas menyetujui proses IPO. SEC dan departemen utama lainnya ditutup ketika penutupan pemerintahan atau government shutdown memasuki hari ke-21 Jumat pekan lalu.

Penutupan pemerintahan AS kali ini telah mencatat rekor sebagai yang terlama dalam sejarah Negeri Paman Sam. Pertarungan soalĀ pendanaan tembok perbatasan Presiden Donald Trump semakin panas ketika sekitar 800.000 karyawan federal dipaksa cuti atau bekerja tanpa bayaran.

Penutupan Pemerintah AS Bikin Startup Gagal IPOFoto: New York Stock Exchange (NYSE) ( REUTERS/Brendan McDermid)

SEC memiliki staf yang "masih bekerja untuk menanggapi situasi darurat yang melibatkan integritas pasar dan perlindungan investor, termasuk penegakan hukum," tetapi sebagian besar fungsi lainnya ditutup, kata lembaga tersebut di situs webnya.

"Ketika pemerintah buka kembali, aplikasi akan menumpuk di SEC," menurut analis PitchBook, Cameron Stanfill. "Itu menyebabkan penundaan dan bisa menggagalkan beberapa rencana bagi mereka yang ingin mengajukan [IPO]."


Tahun lalu, jumlah perusahaan yang didukung modal ventura yang memasuki pasar saham mencapai posisi tertinggi sejak 2014, menurut laporan minggu ini dari PitchBook dan National Venture Capital Association. Keluarnya startup dari modal ventura mencapai US$120 miliar, naik 33% dari 2017, sebagian besar berkat IPO dan pembelian saham.

Penutupan pemerintah dapat mengurangi total nilai tersebut tahun ini, menurut laporan PitchBook.


(prm) Next Article Pelik, Penutupan Pemerintah AS Terjadi di Bulan Ramai IPO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular