
e-Commerce
Jualan Barang Impor, E-Commerce Bisa Bikin Rupiah Lemah!
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
07 December 2018 17:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan toko online atau e-commerce di Indonesia seperti pisau bermata dua. Satu sisi, e-commerce bisa menolong usaha kecil dan menengah (UKM) meningkatkan bisnisnya di sisi lain malah salah satu biang kerok pelemahan rupiah.
Manager Fintech Office Bank Indonesia (BI) Miftahul Choiri mengatakan e-commerce memang menjadi salah satu biang kerok penyebab pelemahan rupiah karena banyak menjual produk impor.
"BI concern-nya kemana? Nilai tukar rupiah. Kalau toko online itu jualan 90% [barang] dari luar negeri, produk impor. Industri digital itu selain kita mudah berusaha, nilai tukar kita mulai lemah karena banyak produk impor," ujar Miftahul dalam acara Talkshow bertajuk Bincang-Bincang Bisnis Masa Kini di Museum Bank Indonesia di Jakarta, Jumat (7/12/2018).
Banyaknya barang impor akan meningkatkan permintaan dolar dalam negeri dan membuat defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) kian melebar.
Miftahul menambahkan agar e-commerce tidak lagi jadi penyebab pelemahan rupiah, UKM kami harus merambah bisnis digital, masuk ke e-commerce. Produk UKM menjadi subsitusi impor.
"Kita harus substitusi impor, maka itu UKM kita dorong masuk marketplace, UKM Go Online. Kita adu ini, produk lokal dan impor," jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/ray) Next Article Barang Impor Marak di Toko Online, Ini Respons Bos Bukalapak
Manager Fintech Office Bank Indonesia (BI) Miftahul Choiri mengatakan e-commerce memang menjadi salah satu biang kerok penyebab pelemahan rupiah karena banyak menjual produk impor.
Miftahul menambahkan agar e-commerce tidak lagi jadi penyebab pelemahan rupiah, UKM kami harus merambah bisnis digital, masuk ke e-commerce. Produk UKM menjadi subsitusi impor.
"Kita harus substitusi impor, maka itu UKM kita dorong masuk marketplace, UKM Go Online. Kita adu ini, produk lokal dan impor," jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/ray) Next Article Barang Impor Marak di Toko Online, Ini Respons Bos Bukalapak
Most Popular