
Ekonomi Lesu, Peminat Jam Tangan Mewah Malah Tumbuh 20%
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
07 December 2018 16:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Melihat situasi ekonomi Indonesia yang tidak stabil ternyata tidak menyurutkan daya beli masyarakat terhadap barang mewah khususnya jam tangan.
Hal ini pun diakui oleh CEO Time International, Irwan Mussry yang mengaku bahwa peminat jam tangan mewah terus bertambah.
Menurut suami Maia Estianty itu, pasar negara berkembang akan jam tangan mewah masih tumbuh tinggi dan tidak terpengaruh pada perekonomian yang sedang mengalami turbulensi.
"Market jam tangan mewah sangat menggembirakan. Lebih dari itu dan lebih penting domestik market-nya yang lebih kuat karena kita hampir seluruh pembelinya adalah orang Indonesia," ujar Irwan Mussry kepada CNBC Indonesia di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).
Dia menuturkan bahwa bahwa peningkatannya minatnya bertambah sekitar 15-20 persen secara tahunan atau Year-on-Year (YoY). Banyak orang mencari jam tangan bukan karena ingin dipandang status kekayaannya tetapi karena kebahagiaan dan kebutuhan.
Ketika ditanya, tipe jam tangan mewah seperti apa yang dicari masyarakat Indonesia, Irwan pun menjawab jumlah produksi, tingkat pembuatan dan kelangkaan.
"Di Indonesia peminat jam tangan mewah itu lebih melihat berapa produksinya dan susah dibuat atau tidak. Demand dunia terlalu tinggi berartikan susah didapat dan langka. Serta bukan lagi berbicara harga tapi tingkat difficulties," kata dia.
(roy/roy) Next Article Bersejarah, Jam Tangan Tudor Dibanderol Hampir Ratusan Juta
Hal ini pun diakui oleh CEO Time International, Irwan Mussry yang mengaku bahwa peminat jam tangan mewah terus bertambah.
Dia menuturkan bahwa bahwa peningkatannya minatnya bertambah sekitar 15-20 persen secara tahunan atau Year-on-Year (YoY). Banyak orang mencari jam tangan bukan karena ingin dipandang status kekayaannya tetapi karena kebahagiaan dan kebutuhan.
![]() |
Ketika ditanya, tipe jam tangan mewah seperti apa yang dicari masyarakat Indonesia, Irwan pun menjawab jumlah produksi, tingkat pembuatan dan kelangkaan.
"Di Indonesia peminat jam tangan mewah itu lebih melihat berapa produksinya dan susah dibuat atau tidak. Demand dunia terlalu tinggi berartikan susah didapat dan langka. Serta bukan lagi berbicara harga tapi tingkat difficulties," kata dia.
(roy/roy) Next Article Bersejarah, Jam Tangan Tudor Dibanderol Hampir Ratusan Juta
Most Popular