
Fintech
Fintech Menjamur, Ekonomi China dalam Masalah, Kenapa?
Roy Franedya, CNBC Indonesia
29 November 2018 17:36

Jakarta, CNBC Indonesia - China selama ini dianggap sebagai surganya lembaga financial technology (fintech). Pasalnya, di China fintech tumbuh subur bahkan dianggap menjadi ancaman bagi perbankan konvensional.
Namun, besarnya jumlah fintech yang tidak diregulasi secara ketat berpotensi menjadi masalah bagi China. Banyaknya perusahaan fintech yang didirikan di China memiliki potensi untuk menjadi "risiko sangat besar," menurut executive platform investasi keuangan China, Phoenix Finance, Vince Zhang.
Berbicara di konferensi CNBC East Tech West di distrik Nansha di Guangzhou, China, Vince Zhang mengatakan banyak dari puluhan ribu perusahaan fintech di Tiongkok kontrolnya lemah.
"Banyak perusahaan (di sana) tidak punya rencana bisnis, lemah dalam hal proses manajemen risiko mereka, dalam hal manajemen secara keseluruhan," ujarnya seperti dikutip dari CNBC International, Kamis (29/11/2018). "Mekanisme kontrol perusahaan tidak ada."
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi lonjakan jumlah perusahaan berbasis teknologi di China dengan memanfaatkan apa yang disebut Vince Zhang sebagai "revolusi fintech". Perusahaan ini berhasil menjaring jutaan masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki rekening bank.
"Untuk industri lain manfaat teknologi mungkin oke," ujar Vince Zhang, tetapi "untuk yang berkaitan dengan layanan keuangan, (itu) cukup berbahaya," ujarnya.
"Tanpa personel yang memahami mekanisme pengendalian risiko yang tepat, tanpa cara berkomunikasi yang tepat dengan peraturan, itu berpotensi menjadi risiko yang sangat besar di masa depan."
Zhang menyerukan pengaturan yang lebih ketat pada fintech, terutama yang berkaitan dengan perlindungan konsumen dan pengendalian risiko. "Saya akan memprediksi pada 2019 [fintech] menjadi lebih diatur," kata Zhang. "Akan ada lebih sedikit pemain di bidang ini."
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm) Next Article Bertahan Hidup, Bank China Harus Gandeng Alibaba & Tencent
Namun, besarnya jumlah fintech yang tidak diregulasi secara ketat berpotensi menjadi masalah bagi China. Banyaknya perusahaan fintech yang didirikan di China memiliki potensi untuk menjadi "risiko sangat besar," menurut executive platform investasi keuangan China, Phoenix Finance, Vince Zhang.
Berbicara di konferensi CNBC East Tech West di distrik Nansha di Guangzhou, China, Vince Zhang mengatakan banyak dari puluhan ribu perusahaan fintech di Tiongkok kontrolnya lemah.
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi lonjakan jumlah perusahaan berbasis teknologi di China dengan memanfaatkan apa yang disebut Vince Zhang sebagai "revolusi fintech". Perusahaan ini berhasil menjaring jutaan masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki rekening bank.
"Untuk industri lain manfaat teknologi mungkin oke," ujar Vince Zhang, tetapi "untuk yang berkaitan dengan layanan keuangan, (itu) cukup berbahaya," ujarnya.
"Tanpa personel yang memahami mekanisme pengendalian risiko yang tepat, tanpa cara berkomunikasi yang tepat dengan peraturan, itu berpotensi menjadi risiko yang sangat besar di masa depan."
Zhang menyerukan pengaturan yang lebih ketat pada fintech, terutama yang berkaitan dengan perlindungan konsumen dan pengendalian risiko. "Saya akan memprediksi pada 2019 [fintech] menjadi lebih diatur," kata Zhang. "Akan ada lebih sedikit pemain di bidang ini."
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm) Next Article Bertahan Hidup, Bank China Harus Gandeng Alibaba & Tencent
Most Popular