Cryptocurrency

Nahas, Dalam Sebulan Nilai Bitcoin Menguap Rp 445 T

Roy Franedya, CNBC Indonesia
20 November 2018 14:21
Aksi sell-off atau jual besar-besaran sedang melanda Bitcoin Cs.
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai mata uang digital (cryptocurrency) memang tak bisa diprediksi. Sebab harganya sangat tergantung pada mekanisme pasar, pada permintaan dan penawaran.

Tidak ada bank sentral yang mengatur dan mendistribusikan mata uang digital membuat harga cryptocurrency bergerak liar. Investor bisa menjadi orang kaya raya dalam semalam dan bisa pula jatuh miskin dalam semalam.

Namun dalam dua hari terakhir kebanyakan investor akan jatuh miskin bila telat melepas mata uang digital paling populer Bitcoin. Harganya Bitcoin anjlok dalam dua hari terakhir. Mengutip Coinbase, hingga pukul 13:30 WIB, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$4.589,84 per koin atau setara Rp 66,99 juta. Sepanjang Oktober harga Bitcoin stabil di kisaran US$6.400 per koin.

Dalam 24 jam terakhir harga Bitcoin sudah anjlok 14%. Dalam sepekan terakhir harganya koreksi 27,37%. Ini merupakan harga terendah Bitcoin dalam 14 bulan terakhir. Padahal November tahun lalu Bitcoin cetak rekor baru, harganya menyentuh kisaran US$10.000 per koin.

Penurunan harga ini berpengaruh pada kapitalisasi pasar Bitcoin. Jika pada Oktober lalu nilai pasar (kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai US$112,15 miliar, sekarang ini kapitalisasi pasarnya tinggal US$81,86 miliar. Artinya, Bitcoin sudah kehilangan valuasi pasarnya sebesar Rp 445,26 triliun dalam satu bulan.

Nahas, Dalam Sebulan Bitcoin Kehilangan Nilai Rp 445 TFoto: Edward Ricardo

Salah satu penyebab anjlok harga dan kapitalisasi pasar Bitcoin adalah pernyataan anggota Dewan Eksekutif Bank Sentral Eropa Benoit Coeure di Bank for International Settlements di Basel yang mengeluarkan pernyataan keras soal Bitcoin, menurut laporan dari Bloomberg News.

"Bitcoin adalah ide yang sangat pintar. Sayangnya, tidak semua ide pintar adalah ide yang bagus," kata Benoit Coeure Kamis. "Bitcoin adalah bibit jahat dari krisis keuangan."

Benoit Coeure juga mengatakan dia setuju dengan kepala BIS Agustin Carstens, yang pada bulan Juni mengatakan, "Cryptocurrency adalah, secara singkat, bubble, skema Ponzi dan bencana lingkungan."

[Gambas:Video CNBC]



(roy/roy) Next Article Jangan Iri, Investor Bitcoin Cuan Rp 34 Juta Dalam Sebulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular