Perkembangan Teknologi

Carrefour Pakai Sistem Blockchain Lacak Ayam, Telur & Tomat

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 October 2018 20:16
Sistem terbaru ini akan digunakan Carrefour ke 300 produk segar di seluruh dunia pada 2022.
Foto: REUTERS/Eric Gaillard
Jakarta, CNBC Indonesia - Peritel terbesar di Eropa, Carrefour SA, mengadopsi teknologi blockchain ledger untuk melacak dan menghitung ayam, telur dan tomat saat dikirimkan dari peternakan ke toko-toko, dan akan menyebarkannya di semua lini produk segar di masa mendatang.

Perusahaan asal Prancis itu mengatakan akan bergantung pada teknologi blockchain yang dikembangkan oleh IBM, dan bekerjasama dengan sejumlah pengecer, perusahaan logistik serta petani untuk menggulirkan sistem teknologi informasi itu untuk mengamankan rantai paso global mereka.

IBM Food Trust memungkinkan industri untuk melacak dan berbagi informasi tentang bagaimana produk ditanam, diproses, dan dikirim. Teknologi ini menghemat waktu untuk memeriksa asal makanan mulai dari hari atau minggu menjadi beberapa detik saja, kata IBM.

Blockchain, yang paling dikenal sebagai teknologi yang mendasari bitcoin cryptocurrency, adalah catatan data bersama yang disimpan oleh jaringan komputer individual dan bukannya hanya oleh satu pihak.

Sekretaris Jenderal Carrefour Laurent Vallee mengatakan perseroan akan memperluas penggunaan sistemnya ke 300 produk segar di seluruh dunia pada 2022, mengamankan rantai pasok yang aman dan memungkinkan pelanggan untuk mempercayai makanan mereka.

"Hal utama bagi kami sebagai Carrefour adalah akan dapat mengatakan, ketika ada krisis, bahwa kami memiliki teknologi blockchain sehingga kami dapat melacak produk dan menceritakan kisah produk," katanya kepada Reuters.



Adapun salah satu krisis yang dapat menghantam industri makanan salah satunya adalah wabah salmonella terkait dengan telur dan unggas.

Hampir 207 juta telur dari peternakan North Carolina mungkin terkontaminasi dengan organisme yang ditarik kembali pada bulan April itu, sementara jumlah kasus keracunan makanan salmonella di Uni Eropa meningkat.

Bisnis global akan membayar sekitar US$ 212.000 per tahun untuk penggunaan penuh Food Trust, yang sekarang tersedia di seluruh dunia, kata IBM, melansir Reuters.

Namun, penerapan teknologi secara massal dapat menghadapi rintangan, kata Simon Ellis dari perusahaan riset pasar IDC yang berbasis di AS.

"Upaya untuk meyakinkan petani untuk berpartisipasi tidak minimal," katanya. "Petani dan peternak ada pada tingkat kecanggihan teknologi yang sangat berbeda."

Raksasa pengolahan babi Smithfield Foods adalah salah satu perusahaan yang bergabung dengan proyek ini, kata IBM, sementara perusahaan sains dan teknologi yang menyumbangkan data ke blockchain sekarang termasuk 3M yang berbasis di Minneapolis.
(ray) Next Article Amazon Akuisisi Whole Foods, Sejumlah Peritel Lari ke Google

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular