
Perkembangan Teknologi
Cerita Keluarga Bakrie di Balik Path
Roy Franedya, CNBC Indonesia
17 September 2018 18:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Path akhirnya menyatakan menutup layanannya. Path mengonfirmasi kabar yang beredar tersebut melalui laman resmi perusahaan pada Senin (17/9/2018).
Path memutuskan untuk menutup layanannya karena tak mampu memenuhi ekspektasi pengguna. Layanan Path kalah dengan yang diberikan Facebook dan Instagram hingga Pinterest. Pengguna tidak menyukai Path karena keanggotanya yang terlalu sedikit. Satu akun hanya bisa diikuti oleh 500 teman.
Nama Path sempat menarik perhatian ketika keluarga Bakrie memutuskan untuk berinvestasi di media sosial ini. Bakrie berinvestasi pada awal 2004 ketika masih belum banyak keluarga kaya raya asal Indonesia berinvestasi di startup dan teknologi.
Rumor yang beredar ketika itu, keluarga Bakrie menjadi pemilik Path. Namun kabar ini dibantah. Manajemen Path mengatakan Bakrie Global Group hanya menyuntikkan dana sebesar US$25 juta atau sekitar Rp 304 miliar pada saham seri C. Kepemilikan Bakrie kurang dari 1%.
"Kami sangat bahagia bisa bergabung dengan pertumbuhan Path," kata CEO Bakrie Anindya Bakrie seperti dikutip Recode.net, Sabtu, 11 Januari 2014. "Dengan tim manajemen yang solid dan rencana bisnis yang bagus, Path akan terus menghubungkan banyak orang Indonesia secara personal, bermakna, dan produktif."
Jelak Bakrie di Path hanya berusia satu tahun. Pada 2015, Daum Kakao, induk usaha perpesan Kakao Talk, mengakuisisi seluruh saham perusahaan termasuk milik Bakrie.
Manajemen tutup mulut akan nilai traksaksi tetapi analis memperkirakan nilai Path tak kurang dari US$500 juta.
Asia tenggara, terutama Indonesia merupakan pasar utama Path. CEO Path Dave Morin sempat mengatakan bisnis Path di Asia Tenggara sangat kuat.
"Jumlah pengguna Path di sini (Indonesia) bahkan lebih besar dari Amerika Serikat," ujar Dave Morin saat bertandang ke Jakarta.
(roy/prm) Next Article Selamat Tinggal, Path!
Path memutuskan untuk menutup layanannya karena tak mampu memenuhi ekspektasi pengguna. Layanan Path kalah dengan yang diberikan Facebook dan Instagram hingga Pinterest. Pengguna tidak menyukai Path karena keanggotanya yang terlalu sedikit. Satu akun hanya bisa diikuti oleh 500 teman.
![]() |
"Kami sangat bahagia bisa bergabung dengan pertumbuhan Path," kata CEO Bakrie Anindya Bakrie seperti dikutip Recode.net, Sabtu, 11 Januari 2014. "Dengan tim manajemen yang solid dan rencana bisnis yang bagus, Path akan terus menghubungkan banyak orang Indonesia secara personal, bermakna, dan produktif."
Jelak Bakrie di Path hanya berusia satu tahun. Pada 2015, Daum Kakao, induk usaha perpesan Kakao Talk, mengakuisisi seluruh saham perusahaan termasuk milik Bakrie.
Asia tenggara, terutama Indonesia merupakan pasar utama Path. CEO Path Dave Morin sempat mengatakan bisnis Path di Asia Tenggara sangat kuat.
"Jumlah pengguna Path di sini (Indonesia) bahkan lebih besar dari Amerika Serikat," ujar Dave Morin saat bertandang ke Jakarta.
(roy/prm) Next Article Selamat Tinggal, Path!
Most Popular