Perkembangan Teknologi
Awas! Serangan Siber Bikin Jerman Rugi Rp 740,4 T
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
13 September 2018 18:37
Berlin, CNBC Indonesia - Dua-pertiga manufaktur Jerman ternyata terkena serangan kejahatan siber yang membuat industri negara dengan perekonomian terbesar di Eropa ini merugi 43 miliar euro (Rp 740,4 triliun), menurut survei yang diterbitkan oleh asosiasi sektor teknologi informasi (TI) Jerman hari Kamis (13/9/2018).
Asosiasi industri Bitkom melakukan survei terhadap 503 manajer papan atas dan direktur keamanan dari berbagai sektor manufaktur Jerman. Survei juga menemukan bahwa perusahaan-perusahaan kecil dan menengah yang menjadi tulang punggung perekonomian rentan terhadap serangan.
"Dengan [perusahaan yang menjadi] pemimpin pasar di seluruh dunia, industri Jerman sangat menarik bagi penjahat," kata Achim Berg, Kepala Bitkom, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters. Dia mendesak perusahaan untuk melihat keamanan siber dengan lebih serius dan berinvestasi dengan sepadan.
Para pejabat keamanan Jerman sudah lama menggaungkan peringatan tentang risiko lembaga mata-mata asing yang menggunakan serangan siber untuk mencuri teknik manufaktur canggih. Teknik itulah yang membuat Jerman menjadi salah satu eksportir utama di dunia.
Survei tersebut mengidentifikasi risiko di berbagai spektrum. Tiga perusahaan yang disurvei melaporkan ponsel sudah dicuri, dan seperempat perusahaan mengatakan mereka kehilangan data digital yang sensitif.
"Transfer pengetahuan dan teknologi ilegal adalah fenomena massal," kata Thomas Haldenweg, Wakil Presiden lembaga intelijen domestik BfV.
Terdapat bukti kejahatan siber yang juga menggunakan teknik lain untuk melumpuhkan pesaingnya di Jerman, berdasarkan survei tersebut. Sebanyak 19% perusahaan mengatakan sistem TI dan produksi mereka telah disabotase secara digital dan 11% melaporkan penyadapan di sistem komunikasi mereka.
(roy) Next Article Kejahatan Siber Merebak, RI Rugi Rp 478,8 Triliun
Asosiasi industri Bitkom melakukan survei terhadap 503 manajer papan atas dan direktur keamanan dari berbagai sektor manufaktur Jerman. Survei juga menemukan bahwa perusahaan-perusahaan kecil dan menengah yang menjadi tulang punggung perekonomian rentan terhadap serangan.
Survei tersebut mengidentifikasi risiko di berbagai spektrum. Tiga perusahaan yang disurvei melaporkan ponsel sudah dicuri, dan seperempat perusahaan mengatakan mereka kehilangan data digital yang sensitif.
"Transfer pengetahuan dan teknologi ilegal adalah fenomena massal," kata Thomas Haldenweg, Wakil Presiden lembaga intelijen domestik BfV.
Terdapat bukti kejahatan siber yang juga menggunakan teknik lain untuk melumpuhkan pesaingnya di Jerman, berdasarkan survei tersebut. Sebanyak 19% perusahaan mengatakan sistem TI dan produksi mereka telah disabotase secara digital dan 11% melaporkan penyadapan di sistem komunikasi mereka.
(roy) Next Article Kejahatan Siber Merebak, RI Rugi Rp 478,8 Triliun
Most Popular