Perkembangan Teknologi

Garap Mobil Otonom, Toyota Investasi di Uber Rp 7,3 T

Roy Franedya, CNBC Indonesia
28 August 2018 11:26
Toyota merupakan salah satu produsen mobil terbesar di dunia tetapi tertinggal dalam pengembangan mobil otonom.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Toyota Motor Corp akan menginvestasikan US$ 500 juta atau setara Rp 7,3 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.600) ke perusahaan transportasi online, Uber Technologies untuk mengembangkan mobil tanpa sopir (self driving), ujar manajemen, Senin (27/8/2018).

Toyota merupakan salah satu produsen mobil terbesar di dunia tetapi tertinggal dalam pengembangan mobil otonom. Bagi Uber rencana ini sejalan dengan rencana CEO Dara Khosrowshahi yang kembangkan kendaraan otonom dengan mengandeng mitra strategis.

Nilai investasi Uber mencapai US$ 72 miliar, cocok dengan valuasi yang diterima Uber dalam kesepakatan dengan unit Self-driving Waymo tahun ini.

Uber akan menggabungkan sistem penggerak otonomnya dengan teknologi Toyota Guardian, yang menawarkan fitur keamanan otomatis seperti menjaga lane tetapi tidak memungkinkan kendaraan untuk berkendara sepenuhnya secara otonom. Teknologi gabungan akan dibangun ke minivan Sienna milik Toyota, untuk digunakan pada jaringan berbagi tumpangan Uber tahun 2021, kata Uber.

Jeff Miller, head of business development for strategic initiatives Uber, mengatakan kemitraan "benar-benar melukiskan bagaimana kami membayangkan penyebaran teknologi otonom dalam jangka panjang." Itu termasuk lisensi teknologi otonom untuk produsen mobil dan meminta pihak ketiga untuk memiliki dan memelihara armada.

Pihak ketiga yang akan mengoperasikan armada otonom Toyota belum dipilih, kata Miller.

Toyota kurang agresif dibandingkan beberapa pesaingnya dalam pengembangan mobil otonom penuh. Toyota hanya aktif mengembangkan mobil otonom parsial melalui Guardian. Tetapi Toyota akan mulai menguji mobil listrik otonom pada 2020.

Uber mengakui teknologi yang dikembangkannya tertinggal dari Waymo, dan kecelakaan di Arizona adalah kemunduran dalam pengembangan dan pengujian. Kemitraan Toyota memberi tekanan pada Uber untuk melanjutkan pengujian di jalan umum. Miller mengatakan Uber berencana untuk memiliki mobil otonom kembali di jalan umum pada akhir tahun ini.

Khosrowshahi, yang mengambil alih tampuk kepemimpinan Uber setahun yang lalu, baru-baru ini mengeksplorasi opsi yang mencakup lebih banyak kemitraan serta penjualan potensial dari bisnis self-driving, sumber terpisah mengatakan kepada Reuters. Unit mobil otonom merupakan kontributor signifikan terhadap kerugian Uber, yang pada kuartal kedua mencapai US$ 891 juta.

Strategi kemitraan Khosrowshahi adalah pergeseran. Pendiri dan mantan CEO Uber, Travis Kalanick, bersikeras mengembangkan sistem self-driving eksklusif dan menyebut mobil otonom sebagai "eksistensial" bagi Uber.

Sebelumnya, Uber dan Toyota bermitra dalam proyek mobilitas listrik. Dua tahun lalu, Toyota menginvestasikan jumlah yang tidak diungkapkan di Uber dan kedua perusahaan itu bermitra dalam program penyewaan mobil untuk pengemudi Uber. Sejak itu Uber telah menutup bisnis penyewaan AS.



(roy/roy) Next Article Saingi Honda, Toyota Gandeng Softbank Kembangkan Mobil Otonom

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular