
Internasional
Informasi Pribadi Nasabah Diobral di China
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
23 August 2018 16:06

Shanghai, CNBC Indonesia - Ketika asuransi mobil William Zhang hampir kadaluarsa di bulan Maret, dia tidak perlu repot-repot mencari pilihan pembaruan asuransi. Dua bulan sebelum polis berakhir, hampir setiap hari Zhang menerima telepon dari para penyedia asuransi yang mencoba menjual produk baru kepadanya.
Karena polis awalnya berasal dari Ping An Insurance Group, wajar jika perusahaan menghubunginya.
"Yang membuat saya bingung adalah bagaimana perusahaan asuransi lain mengetahuinya," kata Zhang, 26 tahun, yang bekerja sebagai pegawai pemerintah dari Shandong, China, dikutip dari Reuters. Tiga pemilik mobil lain mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mengalami masalah yang sama.
Data pribadi sudah tersedia secara luas di China dan bisa didapatkan oleh berbagai perusahaan asuransi, bank, rentenir dan pelaku penipuan dengan membayar sejumlah uang. Informasi tersebut disampaikan oleh para penjual dan pemodal yang diwawancara oleh Reuters.
Pada bulan Mei, China memperkenalkan undang-undang perlindungan data paling komprehensif yang berlaku saat ini. Undang-undang itu memperketat batasan pembagian data pribadi yang dipegang oleh lembaga keuangan dan perusahaan lainnya.
"Kebocoran informasi pribadi itu berisiko," kata Susan Ning selaku partner di firma hukum King & Wood Mallesons di Beijing.
"Informasi semacam itu bisa memfasilitasi kejahatan lainnya," tambahnya.
Karena polis awalnya berasal dari Ping An Insurance Group, wajar jika perusahaan menghubunginya.
"Yang membuat saya bingung adalah bagaimana perusahaan asuransi lain mengetahuinya," kata Zhang, 26 tahun, yang bekerja sebagai pegawai pemerintah dari Shandong, China, dikutip dari Reuters. Tiga pemilik mobil lain mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mengalami masalah yang sama.
Pada bulan Mei, China memperkenalkan undang-undang perlindungan data paling komprehensif yang berlaku saat ini. Undang-undang itu memperketat batasan pembagian data pribadi yang dipegang oleh lembaga keuangan dan perusahaan lainnya.
"Kebocoran informasi pribadi itu berisiko," kata Susan Ning selaku partner di firma hukum King & Wood Mallesons di Beijing.
"Informasi semacam itu bisa memfasilitasi kejahatan lainnya," tambahnya.
Next Page
Perdagangan Data
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular