Internasional

Informasi Pribadi Nasabah Diobral di China

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
23 August 2018 16:06
Perdagangan Data
Foto: REUTERS/Staff
Penyedia asuransi seringkali membeli nomor dari para penjual data online terselubung yang memperoleh informasi secara tidak sah, menurut sejumlah orang di industri tersebut.

Beberapa perusahaan secara ilegal membeli informasi dari departemen kendaraan bermotor, otoritas lisensi mobil, penjual mobil atau dari kantor polisi, kata Michelle Hu, partner di Bain & Co yang menjadi seorang konsultan transaksi asuransi.

Dengan memasukkan kata kunci seperti "data personal" atau "data ponsel" dalam bahasa China, Reuters menemukan lebih dari 30 grup yang dibuat untuk penjualan dan pembelian informasi pribadi di QQ, layanan pesan instan Tencent, dan situs forum Tieba milik Baidu Inc.

Baidu menolak berkomentar. Sementara dalam pernyataan melalui surel ke Reuters, Tencent mengatakan pihaknya "berkomitmen terhadap perlindungan privasi pengguna dan mempertahankan keamanan data".

Penjual informasi memposting iklan di grup-grup online dan bernegosiasi dengan pembeli lewat pesan pribadi di QQ atau WeChat.

Lima penjual menawarkan daftar-daftar dari lembaga keuangan tentang "orang yang membutuhkan pinjaman", "orang yang memerlukan asuransi" dan "pria Shanghai berusia antara 30 sampai 50 tahun" untuk dijual ke Reuters.

Harga informasi semacam itu bervariasi di antara para penjual, berkisar dari 300 yuan (Rp 638.995) sampai 2.800 yuan untuk 100.000 orang.

Sebuah daftar sampel mencakup tanggal lahir, status kepemilikan mobil dan rumah, serta informasi kredit pemilikan rumah (KPR) setiap individu untuk melengkapi informasi nama dan nomor telepon mereka.

Reuters tidak dapat memverifikasi keaslian informasi tersebut.

Tiga agen peminjaman yang menjual produk KPR ke tiga bank papan atas di China mengatakan informasi nasabah seringkali dijual oleh karyawan bank.

Beberapa perusahaan internet juga menyediakan akses ke informasi pribadi yang bersifat sensitif dengan biaya tertentu, menurut komunikasi yang Reuters lakukan dengan dua platform semacam itu.

Misalnya saja Duoku Techology, perusahaan yang berbasis di Wuhan, mengoperasikan platform pencarian informasi pribadi.

Untuk harga 5 yuan, Duoku akan memberi foto identitas dari warga China, siapapun itu, yang nama dan nomor identitasnya tersedia. Sementara untuk harga 3 yuan, situs itu akan memberi data penggunaan ponsel seseorang.

Reuters memverifikasi bahwa kedua layanan itu berfungsi. Orang yang foto identitasnya diminta tidak tahu bagaimana layanan itu bisa memperoleh foto maupun tagihan teleponnya.

Ketika ditanya di mana Duoku memperoleh atau membeli informasi tersebut, seorang juru bicara Duoku Technology yang mengaku bernama Li mengatakan sebagian besar data dibeli dari pedagang online dan dijual ke perusahaan perbankan dan asuransi.

"Lembaga keuangan menggunakan layanan kami hanya untuk tujuan manajemen risiko," katanya. (prm)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular