Turis China Belanja Pakai Alipay dan WeChat, Ini Kata BI

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 August 2018 20:15
BI mengidentifikasi adanya sejumlah turis asing yang kerap kali berbelanja menggunakan Alipay dan WeChat.
Foto: detikTravel/Ahmad Masaul
Jakarta, CNBC Indonesia - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) mengidentifikasi adanya sejumlah turis asing yang kerap kali berbelanja menggunakan layanan pembayaran non tunai berbasis aplikasi seperti Alipay dan WeChat.

Berdasarkan hasil penelusuran KPw Bali, mayoritas wisatawan asing yang menggunakan aplikasi tersebut berasal dari China. Namun, penggunaan kedua provider tersebut dianggap memicu permasalahan.

Lalu, di mana masalahnya?

Seperti diketahui, bank sentral pada tahun lalu telah menerbitkan peraturan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) melalui Peraturan BI (PBI) 19/8/PBI/2017 tentang GPN.

Dalam salah satu poin aturan, disebutkan bahwa setiap prinsipal asing yang memproses transaksi pembayaran ritel di indonesia harus bekerja sama dengan lembaga switching domestik yang sudah disetujui bank sentral.

Fenomena transaksi non tunai dengan menggunakan kedua aplikasi ini pun sudah masuk dalam radar bank sentral. Fenomena ini, menandakan segala tahapan penyelesaian transaksi dilakukan di luar negeri.

"Settlement harus menggunakan GPN. Karena sudah diatur kalau setiap prinsipal itu harus bekerja sama dengan switching lokal," sebut salah seorang pejabat bank sentral kepada CNBC Indonesia.

BI, melalui Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran bahkan telah mengultimatum Alipay lantaran belum mendapatkan izin resmi dari bank sentral. Yang bersangkutan, pun sudah dipanggil oleh BI.

"Mereka bukannya tidak boleh. Mereka boleh masuk ke Indonesia, tapi harus berpartner dengan domestik player. Boleh, tapi tidak boleh seenaknya," kata Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran BI Erwin Haryono.

"Alipay disana harus berkolaborasi dengan domestik player, dan beberapa sudah ada. Tapi kalau langsung, kami tidak mau [berikan izin] karena nanti ada crossborder payment. Tidak bisa terkontrol," tegasnya.




Beberapa turis asing ketika berbelanja kerap kali menggunakan layanan pembayaran non tunai berbasis aplikasi seperti Alipay maupun WeChat Pay.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Causa Iman Karana mengungkapkan, mayoritas turis asing yang kerap kali menggunakan layanan non tunai tersebut berasal dari negeri Tirai Bambu.

"Wisawatan China ke Bali itu sangat besar. Mereka prefer menggunakan alat pembayaran seperti itu, dibandingkan membawa dolar AS. Ini sudah terjadi sejak Maret 2018," kata Causa kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/8/2018).

Melalui Alipay dan Wechat, transaksi pembayaran yang dilakukan masyarakat China menjadi lebih efisien. Apalagi, kedua provider tersebut bisa digunakan untuk mengelola produk investasi masyarakat.

"Wisatawan China memang kalau ke luar negeri selalu menggunakan aplikasi seperti ini. Sebelum bepergian, mereka sudah mengkondisikan tujuan wisata yang memang bisa menerima layanan seperti ini," jelasnya.



(dru) Next Article Ultimatum BI ke Alipay & WeChat Pay: Wajib Pakai Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular