Demi Kembali ke China, Google Siapkan Platform yang Disensor

Tech - Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
02 August 2018 14:40
Pencarian tentang hak asasi manusia, demokrasi, agama, dan protes damai akan menjadi beberapa di antara banyak kata yang disensor. Foto: REUTERS/Beawiharta
Jakarta, CNBC Indonesia - Google milik Alphabet Inc sedang membuat versi mesin pencarian yang sudah disensor untuk China, yang akan memblokir situs dan istilah pencarian tertentu, menurut dua orang sumber. Langkah tersebut menandai upaya raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu untuk kembali masuk ke pasar yang ditinggalkannya delapan tahun lalu akibat kewajiban sensor.

Rencana itu muncul saat China tengah memperketat pemeriksaan atas usaha-usaha yang berkaitan dengan perusahaan teknologi AS, termasuk Facebook, Apple, dan Qualcomm, saat perseteruan dagang antara kedua negara meruncing.

Google yang keluar pasar mesin pencarian China tahun 2010 tengah secara aktif mencari cara untuk kembali ke pasar Negeri Tirai Bambu di mana banyak produknya diblokir.

The Intercept melaporkan rencana ini hari Rabu (1/8/2018) dengan mengutip dokumen internal Google dan orang-orang yang mengetahui rencana itu.

Proyek ini adalah diberi kode nama 'Dragonfly' dan telah berlangsung sejak musim semi 2017, menurut situs berita tersebut, dilansir dari Reuters.

Kemajuan proyek tersebut meningkat setelah pertemuan bulan Desember antara CEO Google Sundar Pichai dan pejabat tinggi pemerintah China, tambahnya.

Pencarian tentang hak asasi manusia, demokrasi, agama, dan protes damai akan menjadi beberapa di antara banyak kata yang masuk daftar hitam aplikasi mesin pencari itu, yang dikatakan The Intercept telah diperagakan di hadapan pemerintah China.

Versi akhir fitur ini dapat diluncurkan dalam enam hingga sembilan bulan ke depan, menunggu persetujuan dari pejabat China, tambahnya.

Namun, media milik pemerintah China Securities Times mengatakan laporan kembalinya mesin pencarian Google ke China itu tidak benar, dengan mengutip informasi dari beberapa departemen terkait.


Akan tetapi, seorang karyawan Google yang mengetahui versi sensor mesin pencarian itu mengonfirmasi kepada Reuters bahwa proyek itu hidup dan benar-benar ada.

Karyawan yang menolak disebutkan namanya itu mengatakan ia telah melihat bahan paparan terkait upaya itu dan bahwa banyak eksekutif selevel wakil presiden di perusahaan mengetahui proyek itu. Ia mengatakan dirinya dipindahkan dari unitnya agar tidak terlibat dengan rencana itu.

Secara terpisah, seorang pejabat China yang mengetahui rencana itu mengatakan Google telah berhubungan dengan otoritas di Cyberspace Administration of China (CAC) berkaitan dengan program pencarian yang dimodifikasi itu.

Pejabat yang menolak disebutkan namanya itu mengatakan proyek tersebut saat ini belum mendapat persetujuan dari otoritas dan sangat tidak mungkin proyek seperti itu akan diluncurkan tahun ini

Google menolak berkomentar mengenai hal-hal spesifik yang disebutkan dalam laporan Intercept, tetapi mencatat bahwa mereka telah meluncurkan sejumlah aplikasi seluler di negara tersebut dan bekerja dengan pengembang lokal sebagai bagian dari upaya untuk mempertahankan kehadiran domestiknya.

Regulator internet utama China, Administrasi Cyberspace China, tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk komentar.

Namun, kabar itu telah merontokkan harga saham Baidu yang saat ini mendominasi pasar mesin pencarian China. Sahamnya anjlok 7,7% hari Rabu meskipun melaporkan kinerja kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.
Artikel Selanjutnya

Apple Disebut Bikin Mesin Pencari Sendiri, Sayonara Google?


(prm)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading