Perkembangan Teknologi

Basmi Bot Penyebar Hoax, Twitter Hapus Akses 143.000 Aplikasi

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
25 July 2018 18:27
Twitter mengalami tekanan terkait akun otomatis atau
Foto: Reuters
Washington, CNBC Indonesia - Twitter pada hari Selasa (24/7/2018) berkata sudah menghapus lebih dari 143.000 aplikasi dari layanan pesan (messaging) platform media sosial itu sejak bulan April dalam penindakan terbaru terhadap aktivitas "jahat" dari akun otomatis.

Jejaring sosial yang berbasis di San Francisco itu berkata pihaknya memperketat akses ke antarmuka pemrograman aplikasi (application programming interfaces/APIs) yang memperbolehkan pengembang melakukan postingan otomatis di Twitter.

"Kami berkomitmen untuk menyediakan akses ke platform kami kepada pengembang yang produk dan layanannya membuat Twitter menjadi tempat lebih baik," kata Rob Johnson selaku Direktur Senior Manajemen Produk Twitter, dilansir dari Channel News Asia.

Johnson tidak memberi informasi rinci tentang aplikasi yang dicabut, tetapi Twitter mengalami tekanan terkait akun otomatis atau "bots" yang menyebarkan informasi salah dan mendukung seseorang atau urusan politik dengan cara yang tidak benar.


"Kita tidak menoleransi penggunaan APIs kami untuk memproduksi spam, memanipulasi percakapan, atau melanggar privasi seseorang menggunakan Twitter," katanya.

"Kami terus berinvestasi untuk membangun alat dan proses yang lebih baik untuk membantu kami menghentikan aplikasi jahat lebih cepat dan lebih efisien."

Per hari Selasa, semua pengembang yang mencari akses untuk membuat aplikasi Twitter harus melalui satu proses pengajuan baru dengan memberi rincian tentang bagaimana mereka akan menggunakan layanan.

"Kami berkomitmen untuk mendukung semua pengembang yang ingin membangun pengalaman berkualitas tinggi dan mematuhi kebijakan menggunakan platform pengembang dan APIs kami, sementara mengurangi dampak dari aktor jahat ke layanan kami," kata Johnson.

Meskipun begitu, akun-akun otomatis tidak selalu jahat. Beberapa didesain untuk mengabarkan pemberitahuan darurat, pameran seni atau program Netflix yang baru rilis. Namun, "bots" sering kali disalahkan dalam penyebaran kabar bohong (hoax) informasi salah yang bertujuan untuk memanipulasi opini publik.

Pertengahan bulan ini Twitter telah mengubah kebijakannya guna tingkatkan kredibilitas layanan. Perubahan itu berdampak pada hilangnya sekitar 2% follower 100 selebtwit, menurut perusahaan data media sosial Keyhole.

Twitter tidak lagi menghitung pengguna yang akunnya dikunci sebagai pengikut karena dugaan penipuan, tulis Chief Executive Jack Dorsey dalam postingannya pada hari Kamis (12/7/2018). Dilansir dari Reuters, akun yang dikunci telah dikeluarkan dari daftar jumlah pengguna aktif harian dan bulanan twitter.
(prm) Next Article Menteri Rudiantara Sebut Hoaks Papua Disebar dari 20 Negara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular