
Twitter Tiba-tiba Khawatir Keselamatan Staf di India, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Twitter Inc mengatakan pihaknya mengkhawatirkan keselamatan stafnya di India, usai beberapa hari sebelumnya polisi mengunjungi kantornya sebagai bagian dari penyelidikan terkait tudingan manipulasi karena media sosial itu menandai beberapa postingan partai yang berkuasa.
Polisi India pada Senin (24/5/2021) mengunjungi kantor Twitter untuk memberikan pemberitahuan kepada pimpinan media sosial microblogging itu tentang penyelidikan atas penandaan tweet "media yang dimanipulasi" dari juru bicara partai yang berkuasa, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/5/2021).
Tanpa merujuk langsung pada tindakan polisi Delhi, Twitter mengatakan: "Kami, bersama banyak orang masyarakat sipil di India dan di seluruh dunia, memiliki keprihatinan sehubungan dengan penggunaan taktik intimidasi oleh polisi sebagai tanggapan terhadap penegakan Persyaratan Layanan global kami."
Partai Bharatiya Janata yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi baru-baru ini membagikan bagian dari sebuah dokumen di Twitter yang mereka katakan dibuat oleh partai oposisi utama Kongres yang menyoroti kegagalan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Kongres memprotes ke Twitter dengan mengatakan dokumen itu palsu, setelah itu Twitter menandai beberapa posting itu sebagai "media yang dimanipulasi".
Twitter telah berseteru dengan pemerintah India sejak Februari setelah kementerian teknologi meminta untuk memblokir konten yang menuduh pemerintahan Modi berusaha membungkam kritik terkait protes petani di negara tersebut.
Setelah pertarungan itu, India mengumumkan aturan TI baru yang bertujuan untuk membuat perusahaan media sosial lebih bertanggung jawab dan bersedia menghapus postingan dengan cepat atas permintaan hukum.
Pada hari Kamis, Twitter mendesak kementerian teknologi untuk memberikan waktu tiga bulan lagi untuk mematuhi aturan regulasi konten baru, yang mencakup penunjukan petugas pengaduan India untuk menangani keluhan.
Twitter mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan aturan yang membuat petugas kepatuhan bertanggung jawab secara pidana atas konten di platform, langkah tersebut disebut berbahaya.
Polisi Delhi menolak berkomentar. Kementerian teknologi India juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
(roy/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Twitter, WhatsApp & Facebook Lagi Harap-Harap Cemas di India