Perkembangan Teknologi

Ingin Kembali Rebut Pasar, HTC Bikin Smartphone Blockchain

Roy Franedya, CNBC Indonesia
24 July 2018 14:08
Ingin Kembali Rebut Pasar, HTC Bikin Smartphone Blockchain
Foto: Reuters/Tyrone Siu
Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen telepon cerdas (smartphone) Taiwan, HTC, beralih ke blockchain sebagai salah satu strategi pengembangan setelah bisnisnya lesu dan pangsa pasar tergerus.

Tetapi beberapa analis tidak yakin rencana membangun produk seputar teknologi yang mendukung cryptocurrency ini dapat membalikkan keadaan HTC setelah bertahun-tahun kehilangan pangsa pasar.

Pada Mei 2018, HTC mengumumkan rencana pengembangan smartphone baru yang diberi nama Exodus yang fokus pada keamanan dan data. Perusahaan mengatakan ponsel ini untuk "memperluas ekosistem blockchain" yang sedang dikembangkan Phil Chen, chief crypto officer HTC yang sebelumnya menjalankan bisnis headset virtual reality Vive.

Smartphone ini dikabarkan akan berjalan di perangkat Android, memiliki dompet digital universal untuk menyimpan koin digital, dan mendukung cryptocurrency utama, seperti Bitcoin dan Etherium. Exodus akan menjalankan aplikasi terdesentralisasi, yang merupakan program digital yang beroperasi di blockchain dan berada di luar kendali otoritas tunggal.

Di luar itu, rincian tentang spesifikasi hardware ponsel jarang diungkap ke publik meskipun HTC mengatakan akan mulai pengiriman akhir tahun ini.

The Exodus bukan smartphone blockchain pertama. Sirin Labs meluncurkan perangkat serupa yang disebut Finney yang dibandrol seharga US$1.000 (Rp 14,4 juta) dan menggunakan spesifikasi komponen smartphone mainstream lainnya. HTC tidak mengungkapkan kisaran harga untuk Exodus, perusahaan mengatakan akan "sebanding dengan perangkat Sirin Labs."

Beberapa analis mengatakan Eksodus mungkin tidak menarik bagi sejumlah besar pengguna ponsel cerdas - setidaknya tidak dalam jangka pendek - dan HTC hanya mengikuti tren yang sedang berkembang saja.

"Target pengguna perangkat ini akan sangat terbatas, sangat sedikit orang yang memahami teknologi ini dan manfaat yang terkait dengannya," ujar Anshika Jain, analis di Counterpoint Research, Senin (23/7/2018) seperti dilansir dari CNBC International.

Anshika Jain menjelaskan perusahaan seperti BlackBerry, Blackphone dan SIKUR tidak terlalu sukses ketika meluncurkan perangkat yang fokus pada privasi ketimbang perangkat keluaran Samsung, Apple, dan Huawei.

Smartphone Exodus akan "kesulitan untuk bersaing dengan iPhone X, Samsung S9, dan smartphone premium lainnya karena nilai merek dan fitur yang terkait dengan perangkat tersebut kurang bersaing," katanya.

Dalam beberapa tahun terakhir penjualan HTC terus menurun karena persaingan yang ketat terutama dengan produsen smartphone asal China. 

Pada Juni 2018, HTC melaporkan penurunan penjualan hingga 68% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal pada Mei, HTC baru saja meluncurkan smartphone U12+ yang sebagian besar ulasannya negatif.

HTC juga berencana untuk merumahkan 25% karyawan global sebagai bagian dari efisiensi dan mengelola sumber daya yang lebih baik.

Saat ini, industri smartphone tidak lagi tumbuh secepat tahun-tahun sebelumnya karena makin banyak konsumen yang memilih mempertahankan smartphone lama. 

Bahkan, International Data Corporation (IDC) mengatakan pertumbuhan industri smartphone global tahun ini 0%. Ponsel pintar Exodus "tidak akan mengubah perusahaan," ujar Bryan Ma, wakil presiden IDC, mengatakan kepada CNBC

"Kekhawatirannya HTC hanya ikuti tren saja atau hanya mencari sensasi dengan blockchain. Arah yang mereka ambil benar-benar agak membingungkan."

Blockchain merupakan teknologi yang relatif baru yang berpotensi membantu HTC membangun ponsel pintar yang lebih aman karena lebih banyak aplikasi yang dibuat. Saat ini, situs web Exodus tidak memberikan banyak informasi tentang apa yang akan tersedia di dalam ponsel, tetapi perangkat ini dikatakan sebagai "telepon dompet digital pertama dengan pemulihan kunci."



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular