Fintech

Ada Pemain Baru Bisnis Fintech Pinjam-Meminjam Online

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
05 July 2018 17:18
Pemain baru ini akan meluncurkan layanan fintech P2P lending pada kuartal IV-2018.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - PT. Visionet International (OVO) berencana untuk memperluas bisnis fintech dengan masuk ke fintech peer to peer (P2P) lending. Layanan ini rencananya akan diluncurkan pada kuartal IV-2018.

Presiden Direktur OVO Adrian Suherman menjelaskan, pihaknya memang ingin mengembangkan layanan financial services."Kami ingin mengikuti keinginan customer, mereka maunya apa," ujar dia di Gandaria City, Kamis (5/7/2018).

Pada tahap awal, perseroan terleboh dahulu akan masuk ke P2P lending. Setelah itu, perseroan akan masuk di layanan insurance dan keuangan lainnya. Sedangkan saat ini, perseroan sudah memiliki layanan investasi digital.

"Untuk P2P lending, sudah dalam proses, dan expect harusnya tidak akan ada kendala. Mudah-mudahan kuartal IV-2018 atau akhir tahun ini,"papar dia.

Cari dana dari pasar modal

Manajemen Visionet International juga tidak menutup kemungkinan bisa memperoleh dana melalui tipe Series B atau pasar modal. Namun hal tersebut, tergantung dari seberapa cepat pengembangan bisnis OVO.

Adrian Suherman menjelaskan, bisnis layanan uang elektronik sangat tergantung seberapa luas jangkauan layanan perusahaan tersebut. Semakin luas akseptasinya, maka perseroan bisa semakin besar memperoleh dana dari pasar modal.

"Untuk series B, sangat tergantung ekspansi yang kami lakukan, mau raising fund berapa juga tergantung akseptasinya," ujarnya.

Namun saat ditanya, berapa lama perseroan bisa menghimpun dana melalui tipe series B, Adrian belum bisa menjawab secara lugas."Kalau ditanya pertanyaan itu, agak sulit dijawab, bisa setahun, dua tahun atau tiga tahun," jelasnya.

Untuk mendukung hal tersebut, perseroan berencana untuk mengembangkan layanannya ke uang elektronik berbasis kartu (card based) yang bernama OVO Card. Layanan OVO Card ini bisa mendukung layanan pembayaran di jalan tol.

Pengembangan tersebut tentunya membutuhkan investasi. Namun, Adrian tidak secara spesifik menjelaskan, nilai investasi yang akan digunakan untuk pengembangan uang elektronik berbasis kartu tersebut. "Yang pasti, untuk layanan transportasi akan kami push besar-besaran,"ujar dia.

Sebelumnya, OVO memiliki 11-12 juta pengguna. Namun, setelah OVO melakukan kerjasama partnership dengan beberapa pihak, pengguna OVO menembus angka 60 juta orang.



(roy) Next Article Pinjaman Fintech Rp 7,05 T, Kredit bermasalah Tembus Rp 44,8M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular