
Uber Raih Lonjakan Pendapatan 55% & Rencanakan Tender Offer
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
24 May 2018 12:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pemesanan transportasi online Uber mengklaim membukukan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan berhasil mengurangi kerugian di tiga bulan pertama tahun ini. Uber juga mengumumkan tender offer dari investor baru dan investor eksisting, yang akan memberi valuasi perusahaan sebesar US$62 miliar (Rp 880,7 triliun).
Uber mengatakan kepada CNBC International bahwa pendapatan bersihnya mencapai US$2,5 miliar, naik 67% secara tahunan (year-on-year/ yoy), dari pendapatan kotor sebesar US$11,3 miliar yang meningkat 55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Uber mengatakan kerugian EBITDA yang disesuaikan turun 49% yoy menjadi US$304 juta, turun dari US$597 juta tahun lalu. Kerugian bersih yang disesuaikan adalah US$577 juta untuk kuartal I-2018. Jumlah tersebut tidak termasuk US$3 miliar keuntungan kuartal pertama dari penjualan bisnis Asia Tenggaranya kepada rivalnya, Grab, serta merger bisnisnya di Rusia dengan Yandex.Taxi.
Dilansir dari CNBC International, perusahaan juga mengungkapkan tender offer baru yang akan menjadikan valuasi perusahaan lebih tinggi dari kesepakatannya dengan SoftBank akhir tahun lalu.
Uber berencana menjual antara US$400 juta sampai US$600 juta dalam bentuk saham seharga US$40 per sahamnya kepada investor Altimeter dan TPG yang sudah menjadi investornya, serta Coatue, investor baru. Kisaran itu menyiratkan valuasinya yang sekitar US$62 miliar, atau kenaikan sejak tender offer dengan SoftBank tahun lalu, yang memvaluasi perusahaan US$48 miliar, namun masih lebih rendah dari valuasi pada bulan Juni 2016.
Valuasi yang lebih tinggi mencerminkan harga saham yang lebih tinggi dan juga peningkatan jumlah saham yang beredar.
Sejak CEO Dara Khosrowshahi mengambil alih perusahaan akhir tahun lalu, Uber telah berjuang untuk meningkatkan citra dan kinerja keuangannya. Sebagai perusahaan swasta, Uber tidak perlu merilis hasil keuangannya, tetapi telah mulai mengumumkannya kepada publik dalam beberapa kuartal terakhir.
Tonton: Taksi Terbang Uber Lepas Landas Tahun 2023
(prm) Next Article Kisah di Balik Kerugian Uber Rp 72,8 T dalam 3 Bulan
Uber mengatakan kepada CNBC International bahwa pendapatan bersihnya mencapai US$2,5 miliar, naik 67% secara tahunan (year-on-year/ yoy), dari pendapatan kotor sebesar US$11,3 miliar yang meningkat 55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Uber mengatakan kerugian EBITDA yang disesuaikan turun 49% yoy menjadi US$304 juta, turun dari US$597 juta tahun lalu. Kerugian bersih yang disesuaikan adalah US$577 juta untuk kuartal I-2018. Jumlah tersebut tidak termasuk US$3 miliar keuntungan kuartal pertama dari penjualan bisnis Asia Tenggaranya kepada rivalnya, Grab, serta merger bisnisnya di Rusia dengan Yandex.Taxi.
Uber berencana menjual antara US$400 juta sampai US$600 juta dalam bentuk saham seharga US$40 per sahamnya kepada investor Altimeter dan TPG yang sudah menjadi investornya, serta Coatue, investor baru. Kisaran itu menyiratkan valuasinya yang sekitar US$62 miliar, atau kenaikan sejak tender offer dengan SoftBank tahun lalu, yang memvaluasi perusahaan US$48 miliar, namun masih lebih rendah dari valuasi pada bulan Juni 2016.
Valuasi yang lebih tinggi mencerminkan harga saham yang lebih tinggi dan juga peningkatan jumlah saham yang beredar.
Sejak CEO Dara Khosrowshahi mengambil alih perusahaan akhir tahun lalu, Uber telah berjuang untuk meningkatkan citra dan kinerja keuangannya. Sebagai perusahaan swasta, Uber tidak perlu merilis hasil keuangannya, tetapi telah mulai mengumumkannya kepada publik dalam beberapa kuartal terakhir.
Tonton: Taksi Terbang Uber Lepas Landas Tahun 2023
(prm) Next Article Kisah di Balik Kerugian Uber Rp 72,8 T dalam 3 Bulan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular