
Fintech
Fintech Ini Dapat Izin Jadi 'Bank Digital' dari Australia
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
07 May 2018 17:17

Sydney, CNBC Indonesia - Otoritas Australia memberikan lisensi bank pertama kepada sebuah startup bernama Volt Bank Ltd pada Senin (7/5/2018). Australian Prudential Regulation Authority (APRA) memperkenalkan akreditasi "terbatas" baru untuk 'bank ritel' tersebut.
(roy) Next Article Kembangkan Pinjaman Online, Goldman Sach Caplok Fintech Ini
Langkah APRA ini muncul hanya beberapa bulan setelah lembaga tersebut dikritik karena gagal untuk merangsang persaingan dan memberikan kontribusi untuk lingkungan yang mempromosikan rekor keuntungan bagi bank-bank dominan Big Four: Commonwealth Bank, National Australia Bank, Australia dan New Zealand Banking Group, dan Westpac Banking Corp.
Dengan mencaplok sekitar AUD$1,8 triliun (US$1,35 triliun) dari hipotek, The Big Four mendominasi pasar dan memiliki sebagian terbesar dari deposito dan pinjaman kredit konsumen, seperti kartu kredit.
Lisensi ini memungkinkan Volt Bank Ltd, yang telah meningkatkan ekuitas senilai AUD$15,7 juta untuk riset dan pengujian platform, memperoleh tambahan ASD$2 juta dalam bentuk deposito melalui platform online, kata juru bicara perusahaan tersebut.
Lisensi yang dibatasi tersebut dapat menyebut diri mereka "bank" tetapi tidak dapat "aktif" melakukan bisnis dan harus menunggu sampai dua tahun untuk mendapatkan lisensi penuh, sesuai dengan panduan APRA, dilansir dari Reuters.
Dengan lisensi tersebut Volt Bank Ltd memiliki izin untuk mengoperasikan dan menumbuhkan aset hingga AUD$100 juta saat mereka terlibat dengan regulator untuk mendapatkan operasi penuh mereka, sesuai dengan pedoman.
APRA pada hari Jumat mengatakan telah menerima beberapa aplikasi lain dari perusahaan yang mencari lisensi terbatas baru.
"Volt Bank akan menunjukkan kepada warga Australia bagaimana perbankan dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dan lebih baik," kata Chief Executive Volt Steve Weston.
"Kepercayaan antara banyak warga Australia dan bank telah rusak dan jalan untuk memperbaikinya dimulai dengan pendatang baru di pasar yang bersedia melakukan sesuatu yang berbeda," Weston menambahkan.
Bank-bank Australia menjadi target kemarahan publik setelah terjadi serangkaian skandal dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan penyelidikan yang kuat terhadap pelanggaran di sektor yang telah mengekspos lebih banyak lagi penyalahgunaan kekuasaan dan perilaku tidak etis oleh bank-bank.
Bagaimanapun juga penyelidikan telah mengungkapkan praktik tidak bermoral oleh perusahaan keuangan yang lebih kecil.
Dengan mencaplok sekitar AUD$1,8 triliun (US$1,35 triliun) dari hipotek, The Big Four mendominasi pasar dan memiliki sebagian terbesar dari deposito dan pinjaman kredit konsumen, seperti kartu kredit.
Dengan lisensi tersebut Volt Bank Ltd memiliki izin untuk mengoperasikan dan menumbuhkan aset hingga AUD$100 juta saat mereka terlibat dengan regulator untuk mendapatkan operasi penuh mereka, sesuai dengan pedoman.
APRA pada hari Jumat mengatakan telah menerima beberapa aplikasi lain dari perusahaan yang mencari lisensi terbatas baru.
"Volt Bank akan menunjukkan kepada warga Australia bagaimana perbankan dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dan lebih baik," kata Chief Executive Volt Steve Weston.
"Kepercayaan antara banyak warga Australia dan bank telah rusak dan jalan untuk memperbaikinya dimulai dengan pendatang baru di pasar yang bersedia melakukan sesuatu yang berbeda," Weston menambahkan.
Bank-bank Australia menjadi target kemarahan publik setelah terjadi serangkaian skandal dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan penyelidikan yang kuat terhadap pelanggaran di sektor yang telah mengekspos lebih banyak lagi penyalahgunaan kekuasaan dan perilaku tidak etis oleh bank-bank.
Bagaimanapun juga penyelidikan telah mengungkapkan praktik tidak bermoral oleh perusahaan keuangan yang lebih kecil.
(roy) Next Article Kembangkan Pinjaman Online, Goldman Sach Caplok Fintech Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular