
Startup
Startup Bernilai Rp 67,5 T Ini Kalahkan Amazon di Korsel
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 April 2018 16:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbelanja online tidak selalu menyenangkan. Kadang pembeli mengalami kekecewaan karena barang yang dibeli tidak sesuai yang diharapkan. Alhasil, banyak konsumen yang tak lagi menyukai belanja online.
Kini, pembeli tidak perlu lagi mengkhawatirkan hal tersebut. Aplikasi Coupang asal Korea Selatan (Korsel) ini siap mengatasi masalah ini. Peritel online asal negara ginseng itu siap mengambil kembali barang-barang yang tidak sesuai keinginan pembeli dan mengembalikan uang pembeli sesingkat mungkin. Kemudahan inilah yang ditawarkan Coupang yang langsung menjadikannya sebagai peritel online terbesar di Korsel.
Analis memperkirakan pada 2017 penjualan Coupang mencapai US$3 miliar atau setara Rp 40,5 triliun (asumsi US$1 = Rp 13.500). Startup yang telah berdiri selama delapan tahun tersebut sudah masuk jajaran unicorn Korea Selatan dengan valuasi di atas US$1 miliar.
Meski belum memberikan pernyataan resmi, para investor memperkirakan Coupang akan melantai di bursa saham atau initial public offering (IPO) pada tahun 2019 atau 2020.
Coupang merupakan toko online (e-commerce) dengan pertumbuhan paling cepat dan jadi startup yang memiliki laporan keuangan paling bagus sepanjang masa di Korsel dengan nilai valuasi lebih dari US$5 miliar (Rp 67,5 triliun) dan memiliki nilai investasi modal ventura sebesar US$1,4 miliar (Rp 18,9 triliun).
Coupang mendominasi pasar e-commerce Korsel, dimana kebanyakan perusahaan sejenis tidak memperoleh keuntungan. Dilansir dari Reuters, menurut perusahaan, setengah dari 51 juta penduduk Korsel telah mendownload aplikasi Coupang di ponsel. Kemungkinan inilah yang menjadi penyebab sulitnya Amazon bersaing di pasar Asia, meski belum merambah ke pasar Korea Selatan.
"Kekuatan Amazon sebagai perusahaan e-commerce adalah cepatnya layanan pengirimannya, namun semua e-commerce Korea juga memberikan layanan pengiriman 'satu hari sampai' atau same-day shipping dengan harga murah," ujar Sehwan Choi, founder TechforKorea, sebuah situs yang melacak teknologi Korsel.
Amazon tidak merespon saat diminta tanggapannya oleh CNBC International.
"Ini adalah tentang mengurangi stress konsumen," ujar Bom Kim, founder dan CEO Coupang, yang memiliki tujuan usaha menyediakan kemudahan bagi konsumennya dalam membeli dan mengembalikan barang belanjaannya, serta memperkecil ukuran kotak pembungkus, mengurangi isi bungkusan, dan mengetahui tujuan pasti kemana barang dikirimkan.
Kini, pembeli tidak perlu lagi mengkhawatirkan hal tersebut. Aplikasi Coupang asal Korea Selatan (Korsel) ini siap mengatasi masalah ini. Peritel online asal negara ginseng itu siap mengambil kembali barang-barang yang tidak sesuai keinginan pembeli dan mengembalikan uang pembeli sesingkat mungkin. Kemudahan inilah yang ditawarkan Coupang yang langsung menjadikannya sebagai peritel online terbesar di Korsel.
Analis memperkirakan pada 2017 penjualan Coupang mencapai US$3 miliar atau setara Rp 40,5 triliun (asumsi US$1 = Rp 13.500). Startup yang telah berdiri selama delapan tahun tersebut sudah masuk jajaran unicorn Korea Selatan dengan valuasi di atas US$1 miliar.
Coupang mendominasi pasar e-commerce Korsel, dimana kebanyakan perusahaan sejenis tidak memperoleh keuntungan. Dilansir dari Reuters, menurut perusahaan, setengah dari 51 juta penduduk Korsel telah mendownload aplikasi Coupang di ponsel. Kemungkinan inilah yang menjadi penyebab sulitnya Amazon bersaing di pasar Asia, meski belum merambah ke pasar Korea Selatan.
"Kekuatan Amazon sebagai perusahaan e-commerce adalah cepatnya layanan pengirimannya, namun semua e-commerce Korea juga memberikan layanan pengiriman 'satu hari sampai' atau same-day shipping dengan harga murah," ujar Sehwan Choi, founder TechforKorea, sebuah situs yang melacak teknologi Korsel.
Amazon tidak merespon saat diminta tanggapannya oleh CNBC International.
"Ini adalah tentang mengurangi stress konsumen," ujar Bom Kim, founder dan CEO Coupang, yang memiliki tujuan usaha menyediakan kemudahan bagi konsumennya dalam membeli dan mengembalikan barang belanjaannya, serta memperkecil ukuran kotak pembungkus, mengurangi isi bungkusan, dan mengetahui tujuan pasti kemana barang dikirimkan.
Next Page
Tak Takut Merugi
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular