Minat Produk Syariah Masih Tinggi di 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Chief Investment Officer Mandiri Manajemen Investasi, Ernawan R. Salimsyah mengungkapkan prospek produk syariah tahun ini dinilai masih cukup baik. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi Indonesia yang masih tercatat positif dibanding negara-negara lain.
Tahun lalu Ekonomi Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,31% atau lebih tinggi dibanding capaian tahun 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,70%.
"Indonesia cukup baik karena latarbelakang ekonomi jauh lebih baik ketimbang global," kata Ernawan dalam Proyeksi Financial & Sharia Outlook 2023, Senin (27/2/2023).
Hal itu bisa dilihat dari penyerapan produk reksa dana syariah maupun sukuk, khususnya ritel. Ernawan menyebut untuk produk reksa dana syariah yang dikelola Mandiri Manajemen Investasi (MMI) di 2021-202, tercatat stabil dibanding konvensional. Total dari seluruh dana kelolaan, portofolio reksa dana syariah di MMI sudah hampir mencapai 10% atau sekitar Rp 3 triliun.
Angka tersebut dinilainya memang masih kecil, namun peluang untuk terus tumbuh sangat besar. Mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama muslim. Disisi lain, minat masyarakat non muslim akan produk syariah juga tinggi, karena syariah secara tidak langsung beriringan dengan aspek ESG.
"Jadi ketahanan produk syariah terutama view dari investor untuk menunjang Asset Under Management relatif stabilĀ ketimbang konvensional," jelasnya.
Melihat hal tersebut, selain meningkatkan literasi, saat ini dibutuhkan peran manager investasi untuk menunjang kebutuhan investasi para investor, salah satunya menciptakan produk syariah yang inovatif. Hal ini diperlukan untuk menjaga kekurangan suply produk.
"Mungkin perlu digarisbawahi bahwa sudah menjadi urgent manager invest industri keuangan menciptakan produk inovatif untuk mengisi kekurangan supply. Jika tidak, masyarakatĀ akan menempatkan uang di tempat lain yang tidak ada fundamental investasinya, seperti kripto dan lain-lain," tutupnya.
[Gambas:Video CNBC]
Bakal Jadi Pusat Ekonomi Syariah, 5 Sektor Ini Jadi Prioritas
(dpu/dpu)