
Sri Mulyani: Perkembangan Aset Keuangan Syariah Stagnan

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa perkembangan aset keuangan syariah pada 2020 mengalami stagnasi. Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani berdasarkan Global Islamic Report 2020.
"Global Islamic Economic report tahun 2020 memperkirakan stagnasi pada perkembangan aset keuangan syariah pada tahun 2020 sesudah tahun sebelumnya 2019 mengalami kenaikan pertumbuhan yang sangat baik yaitu 13,9%," ujar Sri Mulyani dalam sebuah webinar, Kamis (15/7/2021).
Kendati demikian, secara volume secara global, kata Sri Mulyani perkembangan aset syariah telah berkembang, dari semula US$ 2,52 triliun meningkat menjadi US$ 2,88 triliun. Namun, angka tersebut masih terus bergerak dan mungkin akan berdampak karena adanya pandemi Covid-19.
Di Indonesia sendiri saat ini, aset syariah Indonesia diklaim Sri Mulyani telah tumbuh kuat, total aset keuangan syariah dan tidak termasuk kapitalisasi saham syariah, pada Maret 2021 telah mencapai Rp 1.862,7 triliun atau setara 9,96% dari seluruh total aset keuangan Indonesia.
Adapun pasar modal syariah juga menunjukkan perkembangan yang baik, sampai dengan Juni 2021 aset saham syariah mencapai Rp 3.372,2 triliun atau setara dengan 47,32% dari total kapitalisasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia.
Sri Mulyani juga melaporkan, kapitalisasi dari aset sukuk korporasi dan reksadana syariah masih tergolong rendah. Sampai 25 Juni 2021, outstanding sukuk korporasi hanya mencapai Rp 32,54 triliun dengan market share 7,44%.
Demikian juga dengan reksadana syariah, nilai nominalnya Rp 39,75 triliun, dengan market share 7,28%.
Indonesia, kata Sri Mulyani perlu memperkuat ketahanan perekonomian dan keuangan termasuk capital market dan Islamic capital market. Indonesia harus mampu menorehkan berbagai perkembangan dan kemajuan di dalam perekonomian syariah dan keuangan syariah, sesuai tingginya aspirasi masyarakat untuk mendapatkan instrumen yang berbasis syariah.
"Dengan basis yang masih kecil tentu diharapkan perkembangan bisa terus berlanjut untuk itu diperlukan pengembangan pasar modal Syariah dengan tingkatkan kedalaman dan likuiditas sektor keuangan syariah," jelas Sri Mulyani.
Pemerintah, OJK, dan Bank Indonesia, lanjut Sri Mulyani akan bekerjasama dan berkomitmen mengembangkan pasar keuangan syariah dan mengupayakan kebijakan serta regulasi maupun di dalam menciptakan instrumen agar pasar modal syariah tumbuh stabil dan berkelanjutan.
"Ini artinya memberikan ruang berinvestasi yang makin luas bagi masyarakat Indonesia," ujarnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI: Banyak Negara Non Muslim Terapkan Sistem Keuangan Syariah