Sri Mulyani Bocorkan Lapak Cuan di Ekonomi Syariah

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Syariah di Indonesia terus meningkat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memandang agar ekonomi syariah perlu jadi perhatian bersama agar bisa dirasakan oleh masyarakat.
"Peranan ekonomi syariah di mana aspirasinya terus meningkat sehingga perlu diwadahi dalam instrumen yang amanah, dipercaya dan bisa terus dikembangkan kepercayaan itu," jelas Sri Mulyani dalam sebuah webinar, Rabu (21/4/2021).
Pemerintah juga memiliki empat fokus utama dalam rangka mengembangkan ekonomi syariah di tanah air. Di antaranya pengembangan industri halal, pengembangan sektor keuangan syariah, pengembangan sektor sosial keuangan syariah, dan pengembangan kewirausahaan syariah.
Sri Mulyani lebih lanjut menjelaskan, pemerintah telah mendukung berbagai kebijakan dalam pengembangan industri halal, misalnya membangun dan membuka pusat industri halal kawasan ekonomi khusus (KEK).
Berdasarkan The State of Global Islamic Economic Report 2020-2021, pengeluaran konsumen muslim untuk makanan, minuman, farmasi dan pariwisata halal pada 2019 mencapai US$ 2,02 triliun. Dan Indonesia, kata Sri Mulyani merupakan pasar dari produk halal terbesar di dunia, khusus untuk sektor makanan, wisata, farmasi, dan kosmetik halal.
"Potensi ini lah yang seharusnya memberikan inspirasi bagi para pelaku ekonomi yang ingin menggarap industri halal," jelas Sri Mulyani.
Pada sektor jasa keuangan syariah, Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, di mana pada Triwulan I-2020, pangsa keuangan syariah mencapai 9,89% dan belum termasuk kapitalisasi saham syariah yang total asetnya mencapai Rp 1.802,8 triliun.
Sri Mulyani menuturkan industri keuangan syariah terus ditingkatkan termasuk melalui merger bank syariah, yakni Bank Mandiri, BRI dan BNI menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) yang diharapkan mampu menjangkau dan memberikan pelayanan lebih luas.
Selanjutnya untuk keuangan sosial syariah, pemerintah terus mengembangkan dan mendorong kegiatan zakat, infaq, sedekah dan wakaf.
Dia menyebutkan zakat nasional pada 2019 berhasil terkumpul sebanyak Rp 10,2 triliun oleh 491 organisasi Baznas dan 81 organisasi lembaga Amil Zakat.
Bidang wakaf Kementerian Agama juga menunjukkan luas tanah wakaf mencapai 53.273 Hektar di 398.657 lokasi, sementara Badan Wakaf Indonesia juga menyatakan bahwa telah menghimpun Rp 819 miliar pada 2020.
"Pemerintah meningkatkan penerbitan CWLS untuk memberikan alternatif investasi bagi uang wakaf yang dikelola oleh Nazhir Badan Wakaf Indonesia. Tahun 2018 atau 2019 kita terbitkan CWLS Rp50,849 miliar dengan memberikan rate of return 6,15%," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Pemberian rate of return sebesar 6,15% tersebut dimanfaatkan untuk membangun berbagai fasilitas sosial salah satunya rumah sakit mata di Banten.
Tak hanya itu, Sri Mulyani juga mengatakan pihaknya saat ini menerbitkan sukuk wakaf atau SWR002 yang merupakan instrumen investasi bagi dana wakaf yang dikelola nazir Badan Wakaf Indonesia.
"Pemerintah akan terus mengembangkan berbagai instrumen dalam rangka terus meningkatkan kemampuan ekonomi dan instrumen syariah bersifat inklusif," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Sri Mulyani Sebut Wakaf Tunai di Bank RI Sudah Capai Rp 328 M
(mij/mij)