
Koin Emas Dinar Naik 0,7%, Tren Kenaikan Sudah Dimulai?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga koin emas dinar produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. naik pada perdagangan Selasa (8/12/2020). Bisa jadi kenaikan hari ini sebagai awal tren penguatan, sebab harga emas dunia diprediksi akan melesat di pekan ini.
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, koin 1 dinar dengan kemurnian 99,99 gram hari ini dibanderol Rp 3.944.00, naik 0,76% dari harga kemarin. Sementara itu koin 1 dinar dengan kemurnian 91,7% juga naik 0,77% ke ke 3.628.838. Koin 1 dinar memiliki berat 4,25 gram.
Selain itu, koin dirham yang berbahan dasar perak hari ini dibanderol Rp 91.403, naik 0,33%. Koin 1 dirham ini memiliki berat 2,975 gram.
PT Antam menjual koin dinar dengan kemurnian 91,7% mulai dari pecahan 1/4 dinar hingga 4 dinar, sementara kemurnian 99,99% mulai pecahan 1/4 dinar hingga 2 dinar. Selain itu PT Antam juga menjual koin dirham yang berbahan dasar perak dengan kemurnian 99,95% pecahan 1 dan 2 dirham.
Koin dinar dan dirham dapat digunakan untuk pembayaran zakat, alat investasi atau simpanan, serta menjadi mahar.
Harga emas dunia kemarin melesat 1,42% ke US$ 1.863,69/troy ons, terbantu oleh dolar AS yang tertekan.
Pelemahan dolar AS akan membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaannya berpeluang meningkat.
Indeks dolar AS saat ini masih di bawah 91, dan berada di dekat level terlemah dalam 2,5 tahun terakhir.
Hasil survei terbaru dari Reuters terhadap 72 analis menunjukkan, sebanyak 39% memprediksi dolar AS akan melemah hingga 2 tahun ke depan. Persentase tersebut menjadi yang tertinggi dibandingkan prediksi lainnya. Sebanyak 10% bahkan memperkirakan dolar AS masih akan melemah lebih dari 2 tahun ke depan.
Sementara itu, 15% melihat pelemahan dolar AS hanya akan berlangsung kurang dari 3 bulan dan setelahnya mulai bangkit. 14% meramal pelemahan berlangsung kurang dari 6 bulan, dan 22% lainnya kurang dari 1 tahun.
Artinya, ke depannya dolar AS diramal masih akan terus melemah yang memberikan tenaga bagi emas untuk kembali menguat.
Selain itu, stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) akan menjadi kunci penguatan harga emas di pekan ini.
Seperti diketahui sebelumnya, dalam keterangan tertulis, Ketua House of Representatives (salah satu dari dua kamar yang membentuk kongres) Nancy Pelosi mengatakan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan mengkaji proposal yang diajukan kubu Partai Demokrat. Salah satunya adalah pemberian vaksin anti-virus corona harus gratis dan bisa dinikmati oleh siapa saja.
Selain itu, Pelosi dan Pemimpin Partai Minoritas di Senat, Chuck Schumer mendukung paket stimulus fiskal senilai US$ 908 miliar. Ini siap digolkan oleh kedua partai politik mayoritas di AS untuk menyokong bisnis kecil dan pengangguran di AS
Keputusan stimulus harus cepat, karena tenggat waktu pengesahan anggaran tahun fiskal 2021 adalah 11 Desember 2020, yang artinya di pekan ini.
Pekan lalu, para analis di Wall Street kembali memberikan proyeksi bullish (tren naik) untuk emas dunia di pekan ini. Hal tersebut terlihat dari survei mingguan yang dilakukan Kitco. Dari 14 analis di Wall Street yang disurvei, sebanyak 10 orang atau 71% memberikan proyeksi bullish, sementara 3 analis atau 21% memberikan outlook bearish (tren turun) dan 1 orang netral.
Sentimen tersebut berbalik drastis, sebab pada pekan lalu mayoritas para analis memberikan proyeksi bearish.
Sementara survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street dengan 1.147 partisipan menunjukkan 65% diantaranya bullish, 20% bearish dan 15% netral.
Sean Lusk dari Walsh Trading melihat emas punya ruang untuk menguat ke US$ 1.900/troy ons di pekan ini, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (4/12/2020). Dibandingkan dengan posisi penutupan kemarin, artinya harga emas dunia masih berpotensi naik sekitar 2% lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2021 Baru Sepekan, Harga Koin Dinar Sudah Merosot 1,4%