
Ambrol Lagi! Koin Dinar Turun 0,86% % Dirham Turun 0,33%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga koin dinar produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. kembali ambrol pada perdagangan Rabu (25/11/2020). Tidak hanya dinar, koin dirham juga turun merosot.
PT Antam menjual koin dinar dengan kemurnian 91,7% mulai dari pecahan 1/4 dinar hingga 4 dinar, sementara kemurnian 99,99% mulai pecahan 1/4 dinar hingga 2 dinar. Selain itu PT Antam juga menjual koin dirham yang berbahan dasar perak dengan kemurnian 99,95% pecahan 1 dan 2 dirham.
Koin dinar dan dirham dapat digunakan untuk pembayaran zakat, alat investasi atau simpanan, serta menjadi mahar.
Koin 1 dinar dengan kemurnian 91,7% hari ini ambrol 0,86% ke Rp 3.577.545, melansir data dari logammulia.com, situs resmi milik PT Antam. Kemarin koin 1 dinar ini merosot 1,7%
Sementara koin 1 dinar dengan kemurnian 99,99% ambrol 0,87% ke Rp 3.888.750, sementara kemarin juga merosot 1,7%.
Koin 1 dinar memiliki berat 4,25 gram.
Sementara koin 1 dirham hari ini turun 0,33% ke Rp 89.915, setelah merosot nyaris 1% kemarin. Koin 1 dirham ini memiliki berat 2,975 gram.
Pekan ini terbilang suram bagi logam mulia, harga emas dunia terus mengalami penurunan hingga ke level terendah dalam 4 bulan terakhir. Alhasil harga produk emas di dalam negeri ikut nyungsep.
Pelaku pasar saat ini lebih memilih berinvestasi di aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi, baik investor asing maupun lokal. Terlihat dari bursa saham Amerika Serikat (AS) yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Selasa waktu setempat, indeks Dow Jones untuk pertama kalinya ke atas level 30.000.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terus menanjak, di awal perdagangan hari ini melesat lebih dari 1%, sebelum berbalik melemah akibat aksi ambil untung (profit taking). Maklum saja, sebelum hari ini IHSG sudah menguat nyaris 13% dalam 14 perdagangan terakhir.
Meski melemah, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 268 miliar di pasar regular, dan Rp 581 miliar termasuk pasar tunai dan nego.
Semua itu terjadi setelah adanya perkembangan vaksin virus corona, serta dimulainya transisi pemerintahan di AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2021 Baru Sepekan, Harga Koin Dinar Sudah Merosot 1,4%