BI Kawinkan Kebijakan Moneter Konvensional dan Syariah
Rehia Indrayanti Beru Sebayang, CNBC Indonesia
13 December 2018 10:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan industri keuangan syariah menghadirkan tantangan tersendiri bagi otoritas pengaturan sektor keuangan sebuah negara. Tantangan itu khususnya pada formulasi kebijakan moneter yang mengakomodasi dua prinsip aplikasi, yaitu konvensional dan syariah.
"Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter harus mengawinkan antara kebijakan moneter yang sifatnya konvensional dengan yang sifatnya syariah agar ekonomi Indonesia dapat terus berkembang," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo dalam acara Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) 2018 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/12/2018).
"BI sebagai otoritas moneter harus mengawinkan antara kebijakan moneter yang sifatnya konvensional dengan yang sifatnya syariah dan ini telah dilakukan oleh BI dari waktu ke waktu dan semua ini dituangkan dalam buku ini," lanjutnya.
Buku yang dimaksud adalah salah satu dari dua buku mengenai ekonomi dan keuangan syariah yang baru saja diluncurkan Rabu (12/12/2018) pagi di Surabaya oleh BI. Kedua buku itu masing-masing berjudul "Kebijakan Moneter Syariah dalam Sistem Keuangan Ganda: Teori dan Praktik" dan "Peta Keuangan Mikro Syariah Indonesia".
Tujuan dari peluncuran buku itu sendiri adalah sebagai buku referensi pendidikan sekaligus sebagai bagian dari pada upaya BI dalam mengembangkan ekonomi keuangan syariah. "BI punya komitmen yang sangat kuat untuk mengembangkan ekonomi keuangan syariah." jelasnya.
"Kemudian tentunya dengan buku ini diharapkan kita semua bisa mengenal bagaimana konsep moneter, bagaimana kebijakan moneter yang diterapkan oleh BI bisa dimengerti para pembaca," lanjut Dody.
Selain masalah kebijakan, kompleksitasnya juga meliputi pemilihan instrumen dari instrumen yang beragam, baik konvensional maupun syariah,. Semua untuk satu bentuk kebijakan moneter yang memberikan sinyal kebijakan yang sama.
Konsep keuangan konvensional cenderung semarak pada sektor keuangan, sedangkan konsep keuangan syariah lebih menekankan peredaran uang di sektor riil.
Dengan demikian, sistem keuangan syariah dan konvensional memiliki prinsip dan asumsi yang berbeda dalam teori dan praktiknya untuk mencapai dan menjaga stabilitas harga.
(miq/miq) Next Article Tingkatkan Ekonomi Syariah, Ini Strategi dari BI
"Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter harus mengawinkan antara kebijakan moneter yang sifatnya konvensional dengan yang sifatnya syariah agar ekonomi Indonesia dapat terus berkembang," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo dalam acara Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) 2018 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/12/2018).
Buku yang dimaksud adalah salah satu dari dua buku mengenai ekonomi dan keuangan syariah yang baru saja diluncurkan Rabu (12/12/2018) pagi di Surabaya oleh BI. Kedua buku itu masing-masing berjudul "Kebijakan Moneter Syariah dalam Sistem Keuangan Ganda: Teori dan Praktik" dan "Peta Keuangan Mikro Syariah Indonesia".
Tujuan dari peluncuran buku itu sendiri adalah sebagai buku referensi pendidikan sekaligus sebagai bagian dari pada upaya BI dalam mengembangkan ekonomi keuangan syariah. "BI punya komitmen yang sangat kuat untuk mengembangkan ekonomi keuangan syariah." jelasnya.
"Kemudian tentunya dengan buku ini diharapkan kita semua bisa mengenal bagaimana konsep moneter, bagaimana kebijakan moneter yang diterapkan oleh BI bisa dimengerti para pembaca," lanjut Dody.
![]() |
Selain masalah kebijakan, kompleksitasnya juga meliputi pemilihan instrumen dari instrumen yang beragam, baik konvensional maupun syariah,. Semua untuk satu bentuk kebijakan moneter yang memberikan sinyal kebijakan yang sama.
Konsep keuangan konvensional cenderung semarak pada sektor keuangan, sedangkan konsep keuangan syariah lebih menekankan peredaran uang di sektor riil.
Dengan demikian, sistem keuangan syariah dan konvensional memiliki prinsip dan asumsi yang berbeda dalam teori dan praktiknya untuk mencapai dan menjaga stabilitas harga.
(miq/miq) Next Article Tingkatkan Ekonomi Syariah, Ini Strategi dari BI
Most Popular